Badai Musim Dingin Lumpuhkan Eropa

Senin, 16 Januari 2017 - 14:39 WIB
Badai Musim Dingin Lumpuhkan Eropa
Badai Musim Dingin Lumpuhkan Eropa
A A A
LONDON - Badai musim dingin menerjang Eropa sehingga mengakibatkan salju tebal, banjir, dan gelombang tinggi. Badai juga melumpuhkan layanan kereta dan penerbangan pesawat di sejumlah negara.

Inggris mengeluarkan sekitar 100 peringatan banjir dan mengevakuasi ribuan orang di beberapa wilayah pinggir pantai. Peringatan banjir paling banyak dikeluarkan di wilayah pantai timur Inggris. Ribuan warga di Skegness, Inggris Timur, diminta meninggalkan rumah atau pindah ke dataran lebih tinggi. Adapun warga desa-desa bagian selatan Inggris di Jaywick, juga dievakuasi menjelang terjangan gelombang tinggi air laut.

Beberapa tempat penampungan sementara telah dibangun untuk warga lokal, tapi sejumlah orang tampak enggan meninggalkan rumah mereka. ”Meski saya tahu polisi menambah patroli, mereka tidak dapat memantau seluruh wilayah secara bersamaan. Dengan risiko keamanan, saya tidak ingin meninggalkan rumah,” ungkap warga Jaywick, Rebecca Kenny, 31, pada kantor berita AFP.

Sekitar 100 tentara berjaga di Skegness untuk membantu dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris memeriksa kerusakan akibat badai. ”Prioritas utama kami melindungi nyawa, rumah, dan bisnis dari ancaman banjir di pesisir yang saat ini dihadapi wilayah pantai timur,” ungkap Menteri Therese Coffey yang menangani ancaman banjir tersebut.

”Itulah mengapa kami memiliki para tentara di lapangan untuk membantu memperingatkan dan mengevakuasi orang, bersama dengan tim badan lingkungan dan badan darurat yang membangun dinding pertahanan banjir sementara,” paparnya. Layanan Eurostar membatalkan dua layanan kereta antara London dan Paris. Sekitar 180 penumpang terpaksa bermalam di dalam kereta cepat Thalys dari Brussels menuju Paris.

Kereta itu pun terlambat tiba di Paris hingga 10 jam. ”Kami berhenti di tengah perjalanan sekitar pukul 9 malam,” ungkap Eduardo Soteras, penumpang di kereta itu, kepada kantor berita AFP. Dia menambahkan, awalnya mereka mendapat listrik, tapi kemudian listrik mati. ”Kami terpaksa dalam keadaan gelap dan tanpa pemanas di gerbong kereta.” Sekitar 330.000 rumah di Prancis mengalami listrik padam.

Di Prancis, seorang perempuan tewas tertimpa pohon yang jatuh di pekarangan rumah di desa dekat resor Nice, Mediterania. Adapun seorang perempuan lainnya di Albania tewas pekan lalu di luar rumahnya di Kota Saranda. ”Dia tewas di depan anaknya. Suaminya berupaya menolong dengan memotong pohon itu, tapi sudah terlambat,” ungkap polisi Prancis di lokasi kejadian. Jenderal Katedral Gothic di Soissons, Prancis Utara, juga mengalami kerusakan parah.

Angin berkecepatan hingga 146 kilometer per jam itu menerjang Bandara Channel Dieppe, Prancis. Badai yang diberi nama Egon itu juga menerjang Belgia dan Jerman. ”Pusat lalu lintas udara internasional di bandara Frankfurt membatalkan 120 penerbangan,” ungkap laporan mediaJerman. Beberapa wilayah di Jerman mengalami badai salju hingga setebal 30 sentimeter.

Sejak dua pekan terakhir, gelombang dingin menerjang penjuru Eropa dan menewaskan lebih dari 60 orang. Para tunawisma dan migran yang berada di negara-negara seperti Yunani dan Serbia mengalami risiko terbesar. Badai es juga melumpuhkan Amerika Serikat (AS) bagian tengah.

”Peringatan badai musim dingin, es, dan hujan dengan suhu beku telah dikeluarkan di sepanjang wilayah Texas hingga ke Iowa dan menuju Indiana tengah,” papar pernyataan Badan Cuaca Nasional AS. ”Es akan membuat perjalanan kendaraan sangat berbahaya atau tidak mungkin. Kami sangat tidak menyarankan jika Anda melakukan perjalanan. Perdagangan akan sangat terdampak,” ungkap Badan Cuaca Nasional.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6000 seconds (0.1#10.140)