Pelaku Penembakan di Florida Mantan Tentara
A
A
A
FLORIDA - Pihak kepolisian Florida telah memeriksa seorang pria bersenjata yang diduga telah melepaskan tembakan di bandara Fort Lauderdale. Insiden itu menewaskan 5 orang dan melukai delapan orang lainnya.
Tersangka diidentifikasi oleh polisi sebagai Esteban Santiago (26), seorang veteran perang Irak. Menurut Pentagon, tersangka mantan anggota Garda Nasional Puerto Rico dan Alaska. Ia bertugas di Irak dari April 2010 sampai Februari 2011, dan berakhir di kedinasan pada Agustus 2016. Ia dipecat dari Garda Nasional Alaska karena kinerjanya dianggap tidak memuaskan.
Media Amerika Serikat (AS) mengatakan Santiago kemungkinan telah terganggu secara mental. Dia dilaporkan mengatakan pemerintah mengendalikan pikirannya dan membuatnya menonton video jihad seperti dikutip dari BBC, Sabtu (7/1/2017).
Penyidik FBI George Piro mengatakan Santiago sempat mendatangi kantor FBI di kampung halamannya di Anchorage, Alaska, pada bulan November. Ia menunjukkan perilaku yang tidak stabil dan diserahkan kepada polisi setempat, yang membawanya ke sebuah fasilitas medis untuk evaluasi mental.
"Kami melihat kontaknya, kami melakukan kami cek antar-lembaga dan segala sesuatu dan, pada saat itu, kami menutup penilaian kami," tambahnya, mengatakan bahwa Santiago dengan jelas menyatakan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyakiti siapa pun.
Serangan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian penembakan massal di AS dalam beberapa tahun terakhir. Aksi penembakan ini dilakukan oleh mereka yang mengaku terinspirasi oleh kelompok jihad, penyendiri, atau terganggung mentalnya, yang memiliki akses mudah mendapatkan senjata di bawah undang-undang kepemilikan senjata AS.
Tersangka diidentifikasi oleh polisi sebagai Esteban Santiago (26), seorang veteran perang Irak. Menurut Pentagon, tersangka mantan anggota Garda Nasional Puerto Rico dan Alaska. Ia bertugas di Irak dari April 2010 sampai Februari 2011, dan berakhir di kedinasan pada Agustus 2016. Ia dipecat dari Garda Nasional Alaska karena kinerjanya dianggap tidak memuaskan.
Media Amerika Serikat (AS) mengatakan Santiago kemungkinan telah terganggu secara mental. Dia dilaporkan mengatakan pemerintah mengendalikan pikirannya dan membuatnya menonton video jihad seperti dikutip dari BBC, Sabtu (7/1/2017).
Penyidik FBI George Piro mengatakan Santiago sempat mendatangi kantor FBI di kampung halamannya di Anchorage, Alaska, pada bulan November. Ia menunjukkan perilaku yang tidak stabil dan diserahkan kepada polisi setempat, yang membawanya ke sebuah fasilitas medis untuk evaluasi mental.
"Kami melihat kontaknya, kami melakukan kami cek antar-lembaga dan segala sesuatu dan, pada saat itu, kami menutup penilaian kami," tambahnya, mengatakan bahwa Santiago dengan jelas menyatakan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyakiti siapa pun.
Serangan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian penembakan massal di AS dalam beberapa tahun terakhir. Aksi penembakan ini dilakukan oleh mereka yang mengaku terinspirasi oleh kelompok jihad, penyendiri, atau terganggung mentalnya, yang memiliki akses mudah mendapatkan senjata di bawah undang-undang kepemilikan senjata AS.
(ian)