Saksi Mata Penembakan Istanbul: Kami Berjalan di Atas Mayat
A
A
A
ANKARA - Salah satu korban penembakan brutal di Istanbul menggambarkan situasi yang terjadi ketika serangan itu terjadi. Situasi berubah kacau dan orang-orang panik mencoba melarikan diri dari pelaku yang berniat membunuh orang sebanyak mungkin.
Pesepakbola profesional Sefa Boydas mengatakan beberapa orang pingsan setelah mereka mendengar suara tembakan. Sementara, orang-orang berjalan di atas satu sama lain untuk melarikan diri dari klub elit Reina.
Boydas mengatakan ia berada di klub dengan dua temannya selama sekitar 10 menit sebelum mendengar suara tembakan dan temannya tumbang karena shok.
"Sama seperti yang lain kami hanya bisa menunduk, di pintu ada banyak debu dan asap. Suara tembakan terdengar. Ketika suara tembakan terdengar, banyak gadis yang pingsan," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (1/1/2017).
Ia mengatakan orang-orang bertumbangan karena mereka berusaha lari dari pelaku penyerangan. "Mereka mengatakan 35 sampai 40 meninggal tapi mungkin lebih karena ketika aku sedang berjalan, orang-orang berjalan diatas tubuh mereka," ungkap Boydas.
Boydas menggambarkan jeritan para pengunjung tenggelam oleh teriakan pelaku penyerangan. "Tetapi bahkan jika ada berteriak, Anda tidak akan mendengar karena teriakannya 100 kali lebih keras," kata Boydas.
Boydas lantas menggambarkan bagaimana lokasi kejadian kemudian penuh dengan polisi. Ia mengatakan bahwa petugas datang dengan cepat ke tempat kejadian dan terus bertambah namun butuh waktu yang lebih lama untuk melakukan penyelidikan.
Pasca sejumlah serangan yang menghantam Turki, Boydas mengaku untuk pertama kalinya ia takut untuk keluar pada malam tahun baru. Namun setelah membuat rencana bersama teman-temannya, ketakutannya pun menghilang.
"Aku ragu-ragu mungkin ada perkelahian, sesuatu yang mungkin terjadi, bom. Seorang teman berkata: Itu tidak akan pernah terjadi di tempat seperti Reina. Saya mengatakan sebenarnya target adalah tempat-tempat seperti itu. Saya merasakan sesuatu. Aku pergi setelah Tahun Baru mulai dan serangan itu terjadi 10 menit setelah aku masuk," katanya.
Pesepakbola profesional Sefa Boydas mengatakan beberapa orang pingsan setelah mereka mendengar suara tembakan. Sementara, orang-orang berjalan di atas satu sama lain untuk melarikan diri dari klub elit Reina.
Boydas mengatakan ia berada di klub dengan dua temannya selama sekitar 10 menit sebelum mendengar suara tembakan dan temannya tumbang karena shok.
"Sama seperti yang lain kami hanya bisa menunduk, di pintu ada banyak debu dan asap. Suara tembakan terdengar. Ketika suara tembakan terdengar, banyak gadis yang pingsan," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (1/1/2017).
Ia mengatakan orang-orang bertumbangan karena mereka berusaha lari dari pelaku penyerangan. "Mereka mengatakan 35 sampai 40 meninggal tapi mungkin lebih karena ketika aku sedang berjalan, orang-orang berjalan diatas tubuh mereka," ungkap Boydas.
Boydas menggambarkan jeritan para pengunjung tenggelam oleh teriakan pelaku penyerangan. "Tetapi bahkan jika ada berteriak, Anda tidak akan mendengar karena teriakannya 100 kali lebih keras," kata Boydas.
Boydas lantas menggambarkan bagaimana lokasi kejadian kemudian penuh dengan polisi. Ia mengatakan bahwa petugas datang dengan cepat ke tempat kejadian dan terus bertambah namun butuh waktu yang lebih lama untuk melakukan penyelidikan.
Pasca sejumlah serangan yang menghantam Turki, Boydas mengaku untuk pertama kalinya ia takut untuk keluar pada malam tahun baru. Namun setelah membuat rencana bersama teman-temannya, ketakutannya pun menghilang.
"Aku ragu-ragu mungkin ada perkelahian, sesuatu yang mungkin terjadi, bom. Seorang teman berkata: Itu tidak akan pernah terjadi di tempat seperti Reina. Saya mengatakan sebenarnya target adalah tempat-tempat seperti itu. Saya merasakan sesuatu. Aku pergi setelah Tahun Baru mulai dan serangan itu terjadi 10 menit setelah aku masuk," katanya.
(esn)