Rusia Tak Percaya Teroris di Balik Tragedi Tu-154 Perenggut 92 Orang
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengesampikan kemungkinan ulah teroris dalam tragedi jatuhnya pesawat militer Tu-154 di Laut Hitam yang merenggut 92 orang. Rusia fokus pada penyelidikan soal kegagalan teknologi dan kesalahan manusia dalam tragedi itu.
Operasi pencarian puing-puing, kotak hitam dan tubuh para korban masih terus dilakukan. Sejumlah, kapal, pesawat dan tim penyelam telah tiba di lokasi kejadian.
Pesawat militer Tu-154 Rusia jatuh di lepas pantai Sochi, Laut Hitam, setelah sebelumnya dilaporkan hilang kontak pada hari Minggu. Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov, mengatakan, dugaan ulah teroris tidak masuk dalam teori penyebab kecelakaan yang sedang diselidiki.
”Hari ini, teori-teori utama tidak termasuk terorisme, baik masalah teknis atau kesalahan piloting mungkin jadi penyebabnya. Tapi saya menekankan bahwa hanya penyelidikan bersama komite khusus Departemen Pertahanan yang akan memberitahu kita,” ujar Sokolov, dalam briefing pada hari Senin (26/12/2016).
“Tidak ada fakta yang menunjukkan kemungkinan aksi teroris atau pengambilalihan pesawat,” imbuh pengumuman Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, pada hari yang sama, seperti dikutip Russia Today.
Menurut data FSB, di antara kemungkinan penyebab utama kecelakaan adalah penetrasi benda asing ke dalam mesin, kerusakan pada bahan bakar, kesalahan piloting dan kegagalan teknis. FSB menjamin tidak ada orang ilegal di dekat pesawat ketika pesawat melakukan pengisian bahan bakar di Adler, sebuah distrik di resor Sochi, Laut Hitam.
Operasi pencarian para orban telah ditingkatkan. Sekitar 3.500 orang saat ini bekerja dalam tiga shift untuk misi itu. Selain itu, 45 kapal dan lima helikopter, serta drone juga dilibatkan dalam operasi pencarian.
Operasi pencarian puing-puing, kotak hitam dan tubuh para korban masih terus dilakukan. Sejumlah, kapal, pesawat dan tim penyelam telah tiba di lokasi kejadian.
Pesawat militer Tu-154 Rusia jatuh di lepas pantai Sochi, Laut Hitam, setelah sebelumnya dilaporkan hilang kontak pada hari Minggu. Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov, mengatakan, dugaan ulah teroris tidak masuk dalam teori penyebab kecelakaan yang sedang diselidiki.
”Hari ini, teori-teori utama tidak termasuk terorisme, baik masalah teknis atau kesalahan piloting mungkin jadi penyebabnya. Tapi saya menekankan bahwa hanya penyelidikan bersama komite khusus Departemen Pertahanan yang akan memberitahu kita,” ujar Sokolov, dalam briefing pada hari Senin (26/12/2016).
“Tidak ada fakta yang menunjukkan kemungkinan aksi teroris atau pengambilalihan pesawat,” imbuh pengumuman Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, pada hari yang sama, seperti dikutip Russia Today.
Menurut data FSB, di antara kemungkinan penyebab utama kecelakaan adalah penetrasi benda asing ke dalam mesin, kerusakan pada bahan bakar, kesalahan piloting dan kegagalan teknis. FSB menjamin tidak ada orang ilegal di dekat pesawat ketika pesawat melakukan pengisian bahan bakar di Adler, sebuah distrik di resor Sochi, Laut Hitam.
Operasi pencarian para orban telah ditingkatkan. Sekitar 3.500 orang saat ini bekerja dalam tiga shift untuk misi itu. Selain itu, 45 kapal dan lima helikopter, serta drone juga dilibatkan dalam operasi pencarian.
(mas)