Hamas Mengaku Senang dengan Resolusi DK PBB
Sabtu, 24 Desember 2016 - 21:04 WIB

Hamas Mengaku Senang dengan Resolusi DK PBB
A
A
A
GAZA - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyambut baik resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menuntut penghentian permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan resolusi itu menandai sebuah evolusi penting dunia internasional dalam menanggapi program pembangunan permukiman Israel.
"Hamas menghargai posisi negara-negara yang memberikan suara pada Dewan Keamanan untuk hak rakyat Palestina hidup di tanah mereka," kata juru bicara Hamas Fawzy Barhoum.
"Kami salut terhadap evolusi penting posisi dunia internasional dalam masalah ini," katanya lagi, sambil menyerukan tindakan lebih seperti mengakhiri pendudukan dikutip dari The New Arab, Sabtu (24/12/2016).
Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005, namun telah menduduki Tepi Barat selama hampir 50 tahun. Muncul peringatan bahwa pembangunan permukiman di Tepi Barat dengan cepat mengikis kemungkinan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Sementara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengakui hak Israel untuk eksis, Hamas yang bukan bagian dari PLO menyerukan kehancuran negara Zionis itu. Hal ini membuat Hamas di cap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Kelompok militan ini telah terlibat tiga kali perang dengan Israel sejak 2008. Sementara wilayah itu telah berada di bawah blokadi Israel selama sekitar satu dekade. Perbatasan dengan Mesir juga sebagian besar telah ditutup.
Para pejabat PBB telah menyerukan blokade untuk diangkat, mengatakan kondisi yang memburuk di wilayah miskin dengan populasi dua juta orang. Namun Israel bergeming dengan mengatakan hal itu dibutuhkan untuk menjaga Hamas mengimpor senjata atau bahan yang bisa digunakan untuk merakit senjata.
Jihad Islam, kekuatan terbesar kedua di Gaza, juga menyambut resolusi PBB itu. Juru bicara Daoud Shehab mengatakan hal itu akan menyebabkan Israel terisolasi dan "boikot" akan dicabut beradasarkan penuntutan di bawah hukum internasional.
"Hamas menghargai posisi negara-negara yang memberikan suara pada Dewan Keamanan untuk hak rakyat Palestina hidup di tanah mereka," kata juru bicara Hamas Fawzy Barhoum.
"Kami salut terhadap evolusi penting posisi dunia internasional dalam masalah ini," katanya lagi, sambil menyerukan tindakan lebih seperti mengakhiri pendudukan dikutip dari The New Arab, Sabtu (24/12/2016).
Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005, namun telah menduduki Tepi Barat selama hampir 50 tahun. Muncul peringatan bahwa pembangunan permukiman di Tepi Barat dengan cepat mengikis kemungkinan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Sementara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengakui hak Israel untuk eksis, Hamas yang bukan bagian dari PLO menyerukan kehancuran negara Zionis itu. Hal ini membuat Hamas di cap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Kelompok militan ini telah terlibat tiga kali perang dengan Israel sejak 2008. Sementara wilayah itu telah berada di bawah blokadi Israel selama sekitar satu dekade. Perbatasan dengan Mesir juga sebagian besar telah ditutup.
Para pejabat PBB telah menyerukan blokade untuk diangkat, mengatakan kondisi yang memburuk di wilayah miskin dengan populasi dua juta orang. Namun Israel bergeming dengan mengatakan hal itu dibutuhkan untuk menjaga Hamas mengimpor senjata atau bahan yang bisa digunakan untuk merakit senjata.
Jihad Islam, kekuatan terbesar kedua di Gaza, juga menyambut resolusi PBB itu. Juru bicara Daoud Shehab mengatakan hal itu akan menyebabkan Israel terisolasi dan "boikot" akan dicabut beradasarkan penuntutan di bawah hukum internasional.
(ian)