Mabuk, Kim Jong-un Paksa Pemimpin Militer Tulis Surat Minta Maaf
A
A
A
PYONGYANG - Diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dilaporkan memaksa pemimpin militer Pyongyang menulis surat permintaan maaf kepadanya karena gagal membuat satelit militer. Hukuman itu dijatuhkan Kim saat dia dalam kondisi mabuk.
“Tidak ada yang mampu Anda hasilkan, bahkan satu satelit militer, itu adalah kesalahan yang sepadan dengan pengkhianatan,” kata sumber di Korut mengutip ucapan Kim Jong-un terhadap pemimpin militer Pyongyang.
Pemimpin militer Korut dan para anak buahnya dikumpulkan di vila milik Kim pada suatu malam di bulan September. Mereka dimarahi pemimpin muda Korut tersebut.
Hukuman untuk menulis surat permintaan maaf itu membuat mereka tidak bisa tidur sepanjang malam, karena takut akan dieksekusi mati.
Tapi, keesokan harinya, Kim yang sudah tidak dalam keadaan mabuk heran dan bertanya mengapa para pejabat militer yang sudah tua berada di vilanya. Reaksi itu diyakini bahwa Kim tidak ingat atas kejadian di malam harinya, di mana dia mabuk dan menghukum para pejabat militer.
”Mengapa Anda berkumpul di sini?,” tanya Kim yang ditirukan sumber di Korut seperti dikutip Tokyo Shimbun, Kamis (15/12/2016). ”Hati-hati tentang kesehatan Anda karena Anda semua sudah tua,” lanjut Kim.
Melihat reaksi Kim, para pejabat militer itu menangis bahagia. ”Mereka lega karena mereka pikir mereka akan dibersihkan,” lanjut sumber itu. ”Semua orang menunjukkan loyalitas karena takut dieksekusi dan tidak ada yang berani bicara menentang Kim.”
Kim Jong-un, yang meraih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada 2011 telah berambisi membuat Korut sebagai negara dengan senjata nuklir. Rezim Kim Jong-un bahkan sudah beberapa kali menguji coba senjata nuklirnya.
“Tidak ada yang mampu Anda hasilkan, bahkan satu satelit militer, itu adalah kesalahan yang sepadan dengan pengkhianatan,” kata sumber di Korut mengutip ucapan Kim Jong-un terhadap pemimpin militer Pyongyang.
Pemimpin militer Korut dan para anak buahnya dikumpulkan di vila milik Kim pada suatu malam di bulan September. Mereka dimarahi pemimpin muda Korut tersebut.
Hukuman untuk menulis surat permintaan maaf itu membuat mereka tidak bisa tidur sepanjang malam, karena takut akan dieksekusi mati.
Tapi, keesokan harinya, Kim yang sudah tidak dalam keadaan mabuk heran dan bertanya mengapa para pejabat militer yang sudah tua berada di vilanya. Reaksi itu diyakini bahwa Kim tidak ingat atas kejadian di malam harinya, di mana dia mabuk dan menghukum para pejabat militer.
”Mengapa Anda berkumpul di sini?,” tanya Kim yang ditirukan sumber di Korut seperti dikutip Tokyo Shimbun, Kamis (15/12/2016). ”Hati-hati tentang kesehatan Anda karena Anda semua sudah tua,” lanjut Kim.
Melihat reaksi Kim, para pejabat militer itu menangis bahagia. ”Mereka lega karena mereka pikir mereka akan dibersihkan,” lanjut sumber itu. ”Semua orang menunjukkan loyalitas karena takut dieksekusi dan tidak ada yang berani bicara menentang Kim.”
Kim Jong-un, yang meraih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada 2011 telah berambisi membuat Korut sebagai negara dengan senjata nuklir. Rezim Kim Jong-un bahkan sudah beberapa kali menguji coba senjata nuklirnya.
(mas)