Presiden Republik Islam Gambia Tolak Hasil Pemilu, AS Kesal
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kesal dan mengecam pernyataan Presiden Republik Islam Gambia Yahya Jammeh yang menolak hasil pemilu presiden karena kalah. Jammeh yang sudah berkuasa selama 22 tahun menolak hasil pemilu dan menyerukan pemilu baru.
”Tindakan ini merupakan pelanggaran tercela dan tidak dapat diterima oleh orang-orang dari Gambia dan ini upaya mengerikan untuk melemahkan proses pemilu yang kredibel dan (upaya) untuk tetap berkuasa secara tidak sah,” kecam Mark Toner, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Reuters, Sabtu (10/12/2016).
Baca:
Kalah, Presiden Repulik Islam Gambia Tolak Hasil Pemilu
Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Islam Gambia Yahya Jammeh menolak hasil pemilu presiden yang digelar pekan lalu. Jammeh yang kalah dari rivalnya, Adama Barrow (kubu oposisi), menyerukan pemilu baru.
Sikap Jammeh ini plinplan, sebab sesaat setelah pemilu rampung digelar dia mengakui kekalahannya. Namun, kini menolak hasil pemilu itu.
Selama dipimpin Jammeh, Gambia yang semula negara sekuler diubah menjadi negara Islam dengan nama Republik Islam Gambia pada 2015.
”Setelah penyelidikan menyeluruh, saya telah memutuskan untuk menolak hasil pemilu baru-baru ini. Saya meratapi kecurangan serius dan tidak dapat diterima, yang dilaporkan selama proses pemilihan,” kata Jammeh.
”Saya merekomendasikan pemilu baru dan transparan yang akan diresmikan oleh komisi pemilihan independen,” katanya lagi.
”Tindakan ini merupakan pelanggaran tercela dan tidak dapat diterima oleh orang-orang dari Gambia dan ini upaya mengerikan untuk melemahkan proses pemilu yang kredibel dan (upaya) untuk tetap berkuasa secara tidak sah,” kecam Mark Toner, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Reuters, Sabtu (10/12/2016).
Baca:
Kalah, Presiden Repulik Islam Gambia Tolak Hasil Pemilu
Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Islam Gambia Yahya Jammeh menolak hasil pemilu presiden yang digelar pekan lalu. Jammeh yang kalah dari rivalnya, Adama Barrow (kubu oposisi), menyerukan pemilu baru.
Sikap Jammeh ini plinplan, sebab sesaat setelah pemilu rampung digelar dia mengakui kekalahannya. Namun, kini menolak hasil pemilu itu.
Selama dipimpin Jammeh, Gambia yang semula negara sekuler diubah menjadi negara Islam dengan nama Republik Islam Gambia pada 2015.
”Setelah penyelidikan menyeluruh, saya telah memutuskan untuk menolak hasil pemilu baru-baru ini. Saya meratapi kecurangan serius dan tidak dapat diterima, yang dilaporkan selama proses pemilihan,” kata Jammeh.
”Saya merekomendasikan pemilu baru dan transparan yang akan diresmikan oleh komisi pemilihan independen,” katanya lagi.
(mas)