Kebakaran Amuk Israel, 22 Orang Ditangkap
A
A
A
TEL AVIV - Sebanyak 22 orang telah ditangkap aparat keamanan Israel karena dicurigai terlibat pembakaran atau hasutan untuk melakukan pembakaran. Kebakaran yang mengamuk sejumlah wilayah Israel sejak Selasa lalu merupakan kebakaran terburuk sejak 2010.
Otoritas keamanan Israel menyatakan, dari 22 orang yang ditangkap atas tuduhan pembakaran, satu di antaranya adalah warga Palestina. Warga Palestina itu dituduh menyebabkan kebakaran pada Jumat pagi di kawasan hutan di sekitar komunitas Yahudi, Beit Meir, di dekat Yerusalem.
Menurut laporan New York Times, Sabtu (26/11/2016), sebanyak delapan orang telah dibebaskan dan 14 dikenakan perpanjangan masa penahanan.
Kebakaran hebat di Israel pertama kali muncul hari Selasa di wilayah hutan kering di dekat Haifa, Israel utara. Dalam waktu cepat, kebakaran meluas ke berbagai wilayah, membakar puluhan rumah dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Para tahanan di dua penjara juga dievakuasi.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa sejumlah besar dari kebakaran itu dicurigai sebagai aksi teror.
”Ada harga yang harus (dibayar untuk) kejahatan, dan ada harga untuk teror dan hasutan, dan kami akan membalas itu,” kata Netanyahu saat kunjungan ke pangkalan militer Hatzor.
“Instruksi (saya) untuk menuntut siapa pun melakukan tindakan ini sehingga semua bisa melihat bahwa siapa pun yang mencoba untuk membakar negara Israel akan menghadapi hukuman maksimal,” katanya lagi.
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengaku sudah menemukan bukti bahwa bensin digunakan untuk menyalakan api di Zikhron Yaaqov, sebuah kota di Israel utara. Menurutnya, seorang pria dari Yerusalem ditangkap dengan bahan bakar.
Pada jumat malam, dua kebakaran telah meluas hingga ke dekat perbatasan Libanon. Kebakaran cepat meluas karena “dikipasi” terjangan angin kencang.
Menteri Budaya Israel Miri Regev mengancam mencabut status warga negara bagi siapa pun yang terbukti terlibat dalam kebakaran hebat di Israel. ”Siapa pun yang membakar negara tidak bisa menjadi warga negara, dan status kewarganegaraan mereka harus dicabut,” ancam Regev.
Namun, sejumlah tokoh Arab di Israel memperingatakan pemerintah untuk tidak menjatuhkan kesalahan tanpa bukti. Jamal Zahalka, seorang legislator Arab di parlemen Israel, adalah salah satunya.
“Para pejabat Israel menuduh minoritas Arab (terlibat) pembakaran, sebelum penyelidikan resmi polisi berlangsung,” kata Zahalka. ”Sangat disayangkan ketika pejabat terpilih memilih untuk meningkatkan divisi di masyarakat Israel dan menambahkan ‘bahan bakar’ ke api,” ujarnya yang memperingatkan tuduhan yang salah bisa memicu ketegangan.
Otoritas keamanan Israel menyatakan, dari 22 orang yang ditangkap atas tuduhan pembakaran, satu di antaranya adalah warga Palestina. Warga Palestina itu dituduh menyebabkan kebakaran pada Jumat pagi di kawasan hutan di sekitar komunitas Yahudi, Beit Meir, di dekat Yerusalem.
Menurut laporan New York Times, Sabtu (26/11/2016), sebanyak delapan orang telah dibebaskan dan 14 dikenakan perpanjangan masa penahanan.
Kebakaran hebat di Israel pertama kali muncul hari Selasa di wilayah hutan kering di dekat Haifa, Israel utara. Dalam waktu cepat, kebakaran meluas ke berbagai wilayah, membakar puluhan rumah dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Para tahanan di dua penjara juga dievakuasi.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa sejumlah besar dari kebakaran itu dicurigai sebagai aksi teror.
”Ada harga yang harus (dibayar untuk) kejahatan, dan ada harga untuk teror dan hasutan, dan kami akan membalas itu,” kata Netanyahu saat kunjungan ke pangkalan militer Hatzor.
“Instruksi (saya) untuk menuntut siapa pun melakukan tindakan ini sehingga semua bisa melihat bahwa siapa pun yang mencoba untuk membakar negara Israel akan menghadapi hukuman maksimal,” katanya lagi.
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengaku sudah menemukan bukti bahwa bensin digunakan untuk menyalakan api di Zikhron Yaaqov, sebuah kota di Israel utara. Menurutnya, seorang pria dari Yerusalem ditangkap dengan bahan bakar.
Pada jumat malam, dua kebakaran telah meluas hingga ke dekat perbatasan Libanon. Kebakaran cepat meluas karena “dikipasi” terjangan angin kencang.
Menteri Budaya Israel Miri Regev mengancam mencabut status warga negara bagi siapa pun yang terbukti terlibat dalam kebakaran hebat di Israel. ”Siapa pun yang membakar negara tidak bisa menjadi warga negara, dan status kewarganegaraan mereka harus dicabut,” ancam Regev.
Namun, sejumlah tokoh Arab di Israel memperingatakan pemerintah untuk tidak menjatuhkan kesalahan tanpa bukti. Jamal Zahalka, seorang legislator Arab di parlemen Israel, adalah salah satunya.
“Para pejabat Israel menuduh minoritas Arab (terlibat) pembakaran, sebelum penyelidikan resmi polisi berlangsung,” kata Zahalka. ”Sangat disayangkan ketika pejabat terpilih memilih untuk meningkatkan divisi di masyarakat Israel dan menambahkan ‘bahan bakar’ ke api,” ujarnya yang memperingatkan tuduhan yang salah bisa memicu ketegangan.
(mas)