Pensiunan Jenderal Pengkritik Obama Jadi Penasihat Keamanan Trump
A
A
A
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menunjuk pensiun Letnan Jenderal Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional yang baru. Flynn dikenal sebagai jenderal yang berani mengkritik pemerintah Presiden Obama terkait perang melawan ISIS di Suriah.
Penunjukan Flynn sebagai penasihat keamanan nasional AS yang baru telah dikonfirmasi Tim Transisi Trump pada Sabtu (19/11/2016). Flynn merupakan mantan kepala Badan Intelijen Pertahanan (DIA) yang menuai kritik di kalangan AS karena menolak bersikap anti-Rusia.
Pada bulan Mei lalu, pensiunan jenderal bintang tiga berusia 57 tahun itu dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera mengatakan bahwa munculnya ISIS dan Al-Nusra di Suriah, bukan karena kebetulan atau kebodohan, tapi karena salah perhitungan.
Dalam wawancara itulah, Flynn blakblakan menyebut pemerintahan Obama “menutup mata” pada data dan analisis DIA soal kemunculan kelompok ekstremis di Timur Tengah. ”Saya pikir itu keputusan. Saya pikir itu adalah keputusan yang disengaja,” katanya.
Veteran Pentagon ini merupakan tokoh kunci dalam perang melawan teror di era pemerintahan Bush. Flynn kemudian berani mengecam Washington ketika Presiden Obama menolak kerja sama dengan Rusia dalam perang melawan ISIS di Suriah.
”Rusia dan AS (semestinya) bekerja sama dan berusaha untuk bekerja dengan mitra lain,” katanya.
”Kita harus memahami sebagai orang Amerika bahwa Rusia juga memiliki kebijakan luar negeri; Rusia juga memiliki strategi keamanan nasional. Dan saya berpikir bahwa kita gagal untuk memahami itu,” ujar Flynn.
Penunjukan Flynn sebagai penasihat keamanan nasional AS yang baru telah dikonfirmasi Tim Transisi Trump pada Sabtu (19/11/2016). Flynn merupakan mantan kepala Badan Intelijen Pertahanan (DIA) yang menuai kritik di kalangan AS karena menolak bersikap anti-Rusia.
Pada bulan Mei lalu, pensiunan jenderal bintang tiga berusia 57 tahun itu dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera mengatakan bahwa munculnya ISIS dan Al-Nusra di Suriah, bukan karena kebetulan atau kebodohan, tapi karena salah perhitungan.
Dalam wawancara itulah, Flynn blakblakan menyebut pemerintahan Obama “menutup mata” pada data dan analisis DIA soal kemunculan kelompok ekstremis di Timur Tengah. ”Saya pikir itu keputusan. Saya pikir itu adalah keputusan yang disengaja,” katanya.
Veteran Pentagon ini merupakan tokoh kunci dalam perang melawan teror di era pemerintahan Bush. Flynn kemudian berani mengecam Washington ketika Presiden Obama menolak kerja sama dengan Rusia dalam perang melawan ISIS di Suriah.
”Rusia dan AS (semestinya) bekerja sama dan berusaha untuk bekerja dengan mitra lain,” katanya.
”Kita harus memahami sebagai orang Amerika bahwa Rusia juga memiliki kebijakan luar negeri; Rusia juga memiliki strategi keamanan nasional. Dan saya berpikir bahwa kita gagal untuk memahami itu,” ujar Flynn.
(mas)