Paranoidnya Media Inggris terhadap Trump dan Perang Dunia III
A
A
A
LONDON - Sejumlah media Inggris menerbitkan laporan paranoid akan pecahnya Perang Dunia (PD) III setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden baru Amerika Serikat (AS). Media-media Inggris yang mengutip para pakar menulis bahwa dunia berada di ketidakpastian ketika Trump jadi pemimpin AS.
Salah satu media Inggris Daily Mirror, menerbitkan laporan berjudul; “Are we heading for World War 3? Fears of ‘dangerous and volatile’ world under 'maverick' President Trump (Apakah kita menuju Perang Dunia 3? Ketakutan 'berbahaya dan volatil’ dunia di bawah 'maverick' Presiden Trump)."
Trump, dalam laporan itu diragukan akan mempertahankan sanksi AS terhadap Rusia atas tindakannya menganeksasi Crimea dari Ukraina. Trump juga diragukan kebijakannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, kesepakatan nuklir Iran hingga pengekangan program nuklir Korea Utara.
Dr Brian Klaas dari London School of Economics takut Trump benar-benar akan jadi presiden yang mengakhiri peran AS sebagai “polisi dunia” dan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin berani.
”Saya pikir kita bangun di dunia yang jauh lebih berbahaya daripada ketika kami pergi ke tempat tidur,” ujar Klaas. ”AS menarik diri dari NATO akan jadi perkembangan paling berbahaya dalam beberapa dekade, sejak akhir Perang Dingin,” lanjut Klaas mengacu pada komentar Trump ketika kampanye dengan menyebut NATO sebagai aliansi usang.
“Negara-negara Baltik bangun untuk sebuah horor. Dia (Trump) telah menjadi pembela Vladimir Putin, Ukraina dan Georgia akan sangat gugup,” katanya.
Paranoid juga itu disuarakan oleh Jenderal Sir Richard Shirreff, wakil komandan NATO untuk Eropa periode 2011-2014 dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic.
”NATO tergantung sepenuhnya pada kepemimpinan Amerika dan kemauan Amerika untuk datang membawa bantuan kepada sekutu tanpa syarat,” katanya, mengacu pada komentar Trump yang pernah menyebut sekutu-sekutu NATO tidak memberikan keuntungan finansial bagi AS.
”Oleh karena itu, untuk memiliki presiden di Gedung Putih yang tidak selalu siap untuk melakukannya, akan melemahkan aliansi yang tak terkira,” ujarnya.
Media Inggris lainnya, The Sky News, Kamis (10/11/2016) melansir laporan berjudul: ”Trump victory could threaten post-war world order (Kemenangan Trump bisa mengancam tatanan dunia pasca-perang)”. Laporan ini juga berisi paranoid akan munculnya perang setelah Trump jadi pemimpin AS.
Dalam ulasannya, The Sky News mengutip mantan duta besar Inggris untuk AS, Sir Christopher Meyer, yang menilai dunia berada dalam bahaya setelah Trump menang Pilpres AS.
”Bisa jadi dia menempatkan paku di peti mati Aliansi Atlantik Utara (NATO),” kata Meyer kepada Sky News¸ yang mengkritik retorika Trump terhadap NATO.
Salah satu media Inggris Daily Mirror, menerbitkan laporan berjudul; “Are we heading for World War 3? Fears of ‘dangerous and volatile’ world under 'maverick' President Trump (Apakah kita menuju Perang Dunia 3? Ketakutan 'berbahaya dan volatil’ dunia di bawah 'maverick' Presiden Trump)."
Trump, dalam laporan itu diragukan akan mempertahankan sanksi AS terhadap Rusia atas tindakannya menganeksasi Crimea dari Ukraina. Trump juga diragukan kebijakannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, kesepakatan nuklir Iran hingga pengekangan program nuklir Korea Utara.
Dr Brian Klaas dari London School of Economics takut Trump benar-benar akan jadi presiden yang mengakhiri peran AS sebagai “polisi dunia” dan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin berani.
”Saya pikir kita bangun di dunia yang jauh lebih berbahaya daripada ketika kami pergi ke tempat tidur,” ujar Klaas. ”AS menarik diri dari NATO akan jadi perkembangan paling berbahaya dalam beberapa dekade, sejak akhir Perang Dingin,” lanjut Klaas mengacu pada komentar Trump ketika kampanye dengan menyebut NATO sebagai aliansi usang.
“Negara-negara Baltik bangun untuk sebuah horor. Dia (Trump) telah menjadi pembela Vladimir Putin, Ukraina dan Georgia akan sangat gugup,” katanya.
Paranoid juga itu disuarakan oleh Jenderal Sir Richard Shirreff, wakil komandan NATO untuk Eropa periode 2011-2014 dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic.
”NATO tergantung sepenuhnya pada kepemimpinan Amerika dan kemauan Amerika untuk datang membawa bantuan kepada sekutu tanpa syarat,” katanya, mengacu pada komentar Trump yang pernah menyebut sekutu-sekutu NATO tidak memberikan keuntungan finansial bagi AS.
”Oleh karena itu, untuk memiliki presiden di Gedung Putih yang tidak selalu siap untuk melakukannya, akan melemahkan aliansi yang tak terkira,” ujarnya.
Media Inggris lainnya, The Sky News, Kamis (10/11/2016) melansir laporan berjudul: ”Trump victory could threaten post-war world order (Kemenangan Trump bisa mengancam tatanan dunia pasca-perang)”. Laporan ini juga berisi paranoid akan munculnya perang setelah Trump jadi pemimpin AS.
Dalam ulasannya, The Sky News mengutip mantan duta besar Inggris untuk AS, Sir Christopher Meyer, yang menilai dunia berada dalam bahaya setelah Trump menang Pilpres AS.
”Bisa jadi dia menempatkan paku di peti mati Aliansi Atlantik Utara (NATO),” kata Meyer kepada Sky News¸ yang mengkritik retorika Trump terhadap NATO.
(mas)