Trump Berhak Akses Kode Nuklir, Gedung Putih Tolak Komentar
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih menolak berkomentar soal hak Donald Trump memegang kode untuk mangkses senjata nuklir Amerika Serikat (AS) setelah jadi presiden terpilih AS. Gedung Putih enggan mengungkap apakah Presiden Barack Obama mempercayakan kode nuklir kepada Trump atau tidak.
”Apa yang bisa saya katakan adalah (soal) pemilihan dan itu sudah diputuskan,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, ketika ditanya apakah Presiden Obama mempercayakan Trump untuk memiliki akses kode peluncuran senjata nuklir AS.
”Presiden tidak bisa memilih penggantinya, orang-orang Amerika (yang) melakukan,” kata Earnest. Di AS, orang yang paling berhak memegang kode peluncuran senjata nuklir adalah presiden, karena menjadi panglima tertinggi.
Selama kampanye akhir pekan lalu, Obama mengejek Trump karena memiliki akun Twitter yang dikelola oleh pembantunya.”Jika seseorang tidak bisa mengelola akun Twitter, mereka tidak dapat menangani kode nuklir,” sindir Obama.
Obama yang ikut berkampanye mendukung Hillary Clinton sebagai rekan di Partai Demokrat telah meremehkan Trump. Obama menyebut Trump akan menjadi sosok “berbahaya” untuk menjadi panglima tertinggi.
Earnest mengklarifikasi pernyataan-pernyataan Obama yang menyudutkan Trump tersebut. ”Obama menggunakan bahasa yang kuat dalam membantu orang memahami persis mengapa dia begitu bersemangat dalam memberikan dukungan untuk kandidat Demokrat Hillary Clinton,” ujarnya.
”Mereka adalah tampilan otentik yang belum berubah,” ujar Earnest. ”Semua orang di sini kecewa dengan hasilnya,” imbuh Earnest mengacu pada hasil pemilihan presiden yang berakhir dengan kekalahan Hillary Clinton, seperti dikutip Washington Times, Kamis (10/11/2016).
”Apa yang bisa saya katakan adalah (soal) pemilihan dan itu sudah diputuskan,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, ketika ditanya apakah Presiden Obama mempercayakan Trump untuk memiliki akses kode peluncuran senjata nuklir AS.
”Presiden tidak bisa memilih penggantinya, orang-orang Amerika (yang) melakukan,” kata Earnest. Di AS, orang yang paling berhak memegang kode peluncuran senjata nuklir adalah presiden, karena menjadi panglima tertinggi.
Selama kampanye akhir pekan lalu, Obama mengejek Trump karena memiliki akun Twitter yang dikelola oleh pembantunya.”Jika seseorang tidak bisa mengelola akun Twitter, mereka tidak dapat menangani kode nuklir,” sindir Obama.
Obama yang ikut berkampanye mendukung Hillary Clinton sebagai rekan di Partai Demokrat telah meremehkan Trump. Obama menyebut Trump akan menjadi sosok “berbahaya” untuk menjadi panglima tertinggi.
Earnest mengklarifikasi pernyataan-pernyataan Obama yang menyudutkan Trump tersebut. ”Obama menggunakan bahasa yang kuat dalam membantu orang memahami persis mengapa dia begitu bersemangat dalam memberikan dukungan untuk kandidat Demokrat Hillary Clinton,” ujarnya.
”Mereka adalah tampilan otentik yang belum berubah,” ujar Earnest. ”Semua orang di sini kecewa dengan hasilnya,” imbuh Earnest mengacu pada hasil pemilihan presiden yang berakhir dengan kekalahan Hillary Clinton, seperti dikutip Washington Times, Kamis (10/11/2016).
(mas)