Selamat Tinggal Obama, Selamat Datang Donald Trump

Rabu, 09 November 2016 - 16:27 WIB
Selamat Tinggal Obama,...
Selamat Tinggal Obama, Selamat Datang Donald Trump
A A A
JAKARTA - Hari ini (9/11/2016) WIB, menjadi sejarah baru bagi Amerika Serikat (AS), setelah Donald John Trump, menjadi presiden terpilih (Pilpres) AS. Presiden terpilih dari Partai Republik ini mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Rodham Clinton.

Trump menang dengan perolehan suara electoral votes 276. Sedangkan Hillary hanya meraih 218. Trump mengaku bahwa rivalnya telah menelepon dan mengucapkan selamat.

”Saya baru saja menerima telepon dari (Hillary) Clinton,” katanya. "Dia mengucapkan selamat kepada kami, ini tentang kita, tentang kemenangan kami,” ujar Trump, yang disiarkan langsung sejumlah televisi AS.

Kemenangan Trump ini jadi fenomena dan sejarah baru bagi AS. Kemenangan Trump berarti mengakhiri kekuasaan Partai Demokrat , di mana Barack Obama yang diusung partai itu telah dua periode berkuasa di Gedung Putih. Terpilihnya Trump sebagai presiden baru juga jadi “penawar” Partai Republik dari dua kekalahan Pilpres sebelumnya.

Pilpres 2008


Menengok pada Pilpres 2008, yang tepat digelar pada tanggal 4 November, Barack Obama yang diusung Partai Demokrat keluar sebagai pemenang dan jadi Presiden ke-44 AS.

Obama saat itu mengalahkan saingan terkuatnya dari Partai Republik, John McCain. Perolehan suara electoral votes Obama pada Pilpres 2008 adalah 365, sedangkan McCain meraih 173.

Obama disumpah menjadi presiden pada 20 Januari 2009. Kemenangan Obama saat itu juga jadi “penawar” Partai Demokrat yang dua periode kalah Pilpres dari Partai Republik yang saat itu presidennya adalah George W. Bush.

Pilpres 2012


Kemudian Pada Pilpres 2012, tepat pada 6 November 2012. Partai Demokrat yang mengusung Obama kembali menang atas rivalnya dari Partai Republik, Mitt Romney. Perolehan suara electoral votes Obama pada Pilpres 2012 adalah 303. Sedangkan Romney 206.

Kemenagan Trump hari ini seolah “membalaskan” kekalahan Partai Republik selama dua Pilpres. Yang jadi fenomena, Trump mampu mengalahkan Hillary Clinton yang didukung 57 media berpengaruh di AS, termasuk Washington Post dan New York Times. Media USA Today, dalam sebuah tulisannya bahkan meremehkan Trump sebagai sosok yang tak layak jadi presiden.

Trump sendiri hanya didukung dua media yang berbasis di Nevada dan Florida. Dukungan media secara besar-besaran terhadap Hillary itu terungkap dalam survei yang dilakukan oleh University of California, Santa Barbara.

Jumlah dukungan media terhadap Hillary ini bahkan mengalahkan dukungan media terhadap Barack Obama saat Pilpres AS empat tahun lalu, di mana Obama mendapat dukungan 41 surat kabar.

Selain itu, Trump dalam berbagai jajak pendapat nyaris tak pernah diunggulkan dari Hillary. Sebagai contoh, polling yang dilakukan Reuters/Ipsos dari 21-27 Oktober, menunjukkan 42 persen responden akan memilih Hillary pada Pilpres hari ini. Sedangkan 36 persen akan memilih Trump.

Dalam jajak pendapat, Hillary juga disebut akan memenangkan dukungan dari pemilih perempuan ketimbang Trump, setidaknya Hillary unggul 10 poin. Namun, dukungan banyak media dan hasil jajak pendapat yang dilansir beberapa kali itu tidak terbukti membantu kemenangan Hillary, karena faktanya mayoritas rakyat AS lebih memilih Trump sebagai presiden pengganti Obama.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1489 seconds (0.1#10.140)