Diburu 44 Hari, Harimau Pemakan Manusia di India Dibunuh
A
A
A
NAINITAL - Seekor harimau betina di India yang telah memakan manusia dibunuh setelah diburu ramai-ramai selama 44 hari. Harimau itu dibunuh dengan cara ditembak.
Harimau tersebut selama ini meneror warga di distrik Nainital, Uttarakhand, India. Satwa tersebut dibunuh pada hari Kamis pekan lalu, setelah perburuan panjang yang melibatkan ratusan pekerja Departemen Kehutanan. Helikopter dan pesawat dilibatkan dalam perburuan tersebut.
Satwa itu telah disalahkan atas kematian dua warga di Nainital. Ketika bersembunyi di ladang tebu di sebuah desa yang berjarak sekitar 250 km dari Dehradun, harimau tersebut ditembak mati.
Peburuannya telah tercatat sebagai salah satu operasi terbesar di negara bagian India tersebut, di mana pemerintah setempat menghabiskan sekitar 75 Rs lakh (Ruppe India).
Kasus teror harimau telah menjadi isu politik di Uttarakhand. Kubu partai oposisi, BJP, menuduh pemerintah tidak melakukan cukup upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Penduduk desa dan Departemen Kehutanan bersukacita atas terbunuhnya satwa predator itu. ”Orang-orang dari daerah akan merasa aman sekarang," kata Parag Madhukar Dhakate, seorang konservator hutan setempat, seperti dikutip Hindustan Times, kemarin (23/10/2016).
Saat berita kematian harimau menyebar, warga menari dan bergegas untuk berpose dengan bangkai satwa tersebut.
”Kami harus mengembangkan metode yang efektif dari manajemen satwa liar. Masalah seperti ini ada di daerah dengan tingkat kepadatan satwa liar yang tinggi. Saya berpikir bahwa tim penyelamat harus dibentuk di tingkat divisi sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan di awal. Koridor harimau dan hewan lainnya berada di bawah ancaman dan kami harus memberikan perhatian yang tepat untuk konservasi mereka,” kata pelestari satwa, AG Ansari.
Qamar Qureshi, ahli harimau senior di Wildlife Institute of India (WII) yang berbasis di Dehradun India (WII) membela pembunuhan harimau betina itu. ”Sangat penting untuk melestarikan spesies daripada penyelamatan individu. Kami tidak bisa mengambil risiko tentang kehidupan masyarakat untuk menjaga satu binatang. Jadi, masalah hewan perlu dihapus,” katanya.
Harimau tersebut selama ini meneror warga di distrik Nainital, Uttarakhand, India. Satwa tersebut dibunuh pada hari Kamis pekan lalu, setelah perburuan panjang yang melibatkan ratusan pekerja Departemen Kehutanan. Helikopter dan pesawat dilibatkan dalam perburuan tersebut.
Satwa itu telah disalahkan atas kematian dua warga di Nainital. Ketika bersembunyi di ladang tebu di sebuah desa yang berjarak sekitar 250 km dari Dehradun, harimau tersebut ditembak mati.
Peburuannya telah tercatat sebagai salah satu operasi terbesar di negara bagian India tersebut, di mana pemerintah setempat menghabiskan sekitar 75 Rs lakh (Ruppe India).
Kasus teror harimau telah menjadi isu politik di Uttarakhand. Kubu partai oposisi, BJP, menuduh pemerintah tidak melakukan cukup upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Penduduk desa dan Departemen Kehutanan bersukacita atas terbunuhnya satwa predator itu. ”Orang-orang dari daerah akan merasa aman sekarang," kata Parag Madhukar Dhakate, seorang konservator hutan setempat, seperti dikutip Hindustan Times, kemarin (23/10/2016).
Saat berita kematian harimau menyebar, warga menari dan bergegas untuk berpose dengan bangkai satwa tersebut.
”Kami harus mengembangkan metode yang efektif dari manajemen satwa liar. Masalah seperti ini ada di daerah dengan tingkat kepadatan satwa liar yang tinggi. Saya berpikir bahwa tim penyelamat harus dibentuk di tingkat divisi sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan di awal. Koridor harimau dan hewan lainnya berada di bawah ancaman dan kami harus memberikan perhatian yang tepat untuk konservasi mereka,” kata pelestari satwa, AG Ansari.
Qamar Qureshi, ahli harimau senior di Wildlife Institute of India (WII) yang berbasis di Dehradun India (WII) membela pembunuhan harimau betina itu. ”Sangat penting untuk melestarikan spesies daripada penyelamatan individu. Kami tidak bisa mengambil risiko tentang kehidupan masyarakat untuk menjaga satu binatang. Jadi, masalah hewan perlu dihapus,” katanya.
(mas)