Gorbah, Muslimah AS Keturunan Palestina Penantang Donald Trump

Selasa, 11 Oktober 2016 - 15:09 WIB
Gorbah, Muslimah AS Keturunan Palestina Penantang  Donald Trump
Gorbah, Muslimah AS Keturunan Palestina Penantang Donald Trump
A A A
MISSOURI - Gorbah Hamed, nama perempuan Muslim (Muslimah) Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina ini. Dia jadi sorotan publik dalam debat calon Presiden AS, karena menantang kandidat presiden Donald John Trump untuk memberi solusi masalah Islamophobia di AS dengan pertanyaan kritis.

Gorbah lahir dan dibesarkan di Missouri sebelum pindah ke Illinois dua tahun lalu. Pertanyaan kritis Gorbah sebenarnya ditujukan pada kedua kandidat presiden yang berdebat, yakni Trump dan rivalnya; Hillary Rodham Clinton. Dia membuat pertanyaan karena merasa terancam lantaran identitasnya sebagai penganut Islam.

”Ada 3,3 juta Muslim di Amerika Serikat, dan saya salah satu dari mereka. Anda sebutkan bekerjalah dengan negara-negara Muslim, tapi dengan Islamophobia meningkat, bagaimana Anda akan membantu orang-orang seperti saya berurusan dengan konsekuensi dicap sebagai ancaman terhadap negara setelah Pemilu selesai?,” tanya Gorbah.

Trump menanggapinya dengan mengakui bahwa Islamophobia memang jadi masalah di Amerika. Trump bahkan menyebut masalah itu sebagai hal memalukan bagi AS. ”Umat Islam harus berbuat lebih baik untuk melaporkan ketika mereka melihat sesuatu yang terjadi,” jawab Trump.

Gorbah tak puasa dengan jawab Trump. ”Tidak, dia tidak menjawab pertanyaan itu. Ini bukan berarti bahwa dia menjawab itu dan saya tidak suka jawabannya, dia benar-benar tidak menjawab pertanyaan,” katanya kepada Al Arabiya.

”Sebaliknya, dia menuduh semua Muslim menyembunyikan informasi pada orang-orang yang melakukan hal-hal yang salah,” keluh Gorbah, yang dilansir Selasa (11/10/2016).

Gorbah ingin agar Donald Trump tahu bahwa dia adalah seorang ibu dari dua anak lelaki yang pergi ke sekolah, dan setiap saat membawa anak-anaknya pergi ke tempat umum seperti mal dan taman. Dia bingung dengan jawaban Trump, di mana dia harus melapor jika melihat setiap orang yang dianggap mencurigakan. ”Saya akan melaporkan mereka, Muslim atau tidak,” ujarnya.

Ini bukan pertama kalinya Donald Trump menuduh warga Muslim Amerika tidak melaporkan hal-hal yang terkait ekstremisme. Dalam penembakan massal di sebuah kelab malam gay di Orlando, di mana pelakunya adalah warga Muslim AS, kandidat presiden dari Partai Republik itu menyalahkan komunitas Muslim yang tidak melaporkan orang-orang yang berbuat serangan teror.

Pemilu Presiden AS kali ini membuat Gorbah bingung menentukan pilihan. Sebab, kandidat presiden dari Partai Demokrat; Hillary Clinton, juga tidak membela Palestina negara asal orangtuanya.

”Hal ini penting karena (Hillary) Clinton mendukung Israel 100 persen. Masalah saya dengan itu adalah seseorang yang mendukung Israel juga mendukung pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan setiap hari terhadap Palestina,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6753 seconds (0.1#10.140)