Seorang WNI Diduga Jadi Korban Penembakan di Houston
A
A
A
JAKARTA - Salah satu korban dalam penembakan yang terjadi di Houston, Texas beberapa waktu lalu diduga kuat adalah seorang warga negara Indonesia (WNI). Sembilan orang menjadi korban dalam penembakan itu, tiga diantaranya tewas.
Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya mendapat informasi dari keluarga salah satu korban, bahwa korban adalah WNI. Namun, sampai ini pihak Konsulat Jenderal Indonesia masih melakukan verifikasi kebenaran laporan tersebut.
"Yang di Houston WNI, tapi sampai sekarang kita masih belum melihat, belum mendapatkan dokumennya secara fisik bahwa dia adalah WNI," kata Iqbal saat ditemui awak media di kawasan Cikini, Jakarta pada Kamis (27/9).
"Keluarga yang bersangkutan menyampaikan dia adalah WNI. Tapi kita kan harus verfikasi, kewarganegaraan kan tidak bisa berdasarkan klaim semata, mesti ada verifikasi lebih lanjut, KJRI masih melakukan verfikasi," sambungnya pada Kamis (29/9).
Sebelumnya diwartakan, seorang pengacara di Houston mengumbar tembakan terhadap sembilan orang pada hari Senin waktu setempat. Pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi.
Kepala Kepolisian Houston, Martha Montalvo, mengatakan, penembakan terjadi di kawasan West University Place. Satu korban penembakan dalam kondisi kritis, namun masih berjuang untuk hidup.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan tidak ada indikasi bahwa penembakan itu terkait dengan kelompok radikal.
Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya mendapat informasi dari keluarga salah satu korban, bahwa korban adalah WNI. Namun, sampai ini pihak Konsulat Jenderal Indonesia masih melakukan verifikasi kebenaran laporan tersebut.
"Yang di Houston WNI, tapi sampai sekarang kita masih belum melihat, belum mendapatkan dokumennya secara fisik bahwa dia adalah WNI," kata Iqbal saat ditemui awak media di kawasan Cikini, Jakarta pada Kamis (27/9).
"Keluarga yang bersangkutan menyampaikan dia adalah WNI. Tapi kita kan harus verfikasi, kewarganegaraan kan tidak bisa berdasarkan klaim semata, mesti ada verifikasi lebih lanjut, KJRI masih melakukan verfikasi," sambungnya pada Kamis (29/9).
Sebelumnya diwartakan, seorang pengacara di Houston mengumbar tembakan terhadap sembilan orang pada hari Senin waktu setempat. Pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi.
Kepala Kepolisian Houston, Martha Montalvo, mengatakan, penembakan terjadi di kawasan West University Place. Satu korban penembakan dalam kondisi kritis, namun masih berjuang untuk hidup.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan tidak ada indikasi bahwa penembakan itu terkait dengan kelompok radikal.
(esn)