Presiden Duterte: Ketika Bayi Diperkosa, Dimana Tuhan?
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali membuat kontroversi dengan komentarnya. Kali ini, dia mempertanyakan keberadaan Tuhan, ketika ada seorang bayi diperkosa dan dibunuh.
Komentar itu muncul dalam pidatonya kemarin sore di Malacanang. Duterte menyerukan untuk reintroduksi hukuman mati sehingga penjahat bisa membayar dosa-dosa mereka. Alasannya, kata dia, “Tuhan mungkin tidak ada” saat dibutuhkan.
”Setiap presiden di sepanjang jalan tidak memaksakan hal itu hanya karena Gereja Katolik dan semua hati yang berdarah akan mengatakan bahwa hanya Tuhan yang bisa membunuh. Tapi, bagaimana jika tidak ada Tuhan?,” katanya.
”Ketika bayi satu tahun, bayi 18 bulan diambil dari lengan ibunya, dibawa ke sebuah jip, diperkosa dan dibunuh. Jadi, dimana Tuhan? Tuhan, dimana Anda?,” lanjut Duterte.
Presiden Filipina berjuluk “The Punisher” atau “Penghukum” ini menegaskan bahwa dia tetap percaya bahwa Tuhan itu ada. Dia hanya mengaku sering bertanya dimana Tuhan ketika dia membutuhkannya.
”Apa yang akan menjadi tujuan semua itu jika sakit hati, kesedihan dan penderitaan telah dijatuhkan di dunia ini?,” ujar Duterte, seperti dikutip news.com.au, Selasa (27/9/2016).
Duterte telah jadi sorotan dunia ketika dia berjanji untuk membunuh 100.000 penjahat dalam waktu enam bulan menjabat sebagai presiden. Dia telah mengobarkan perang melawan narkoba, yang menurut catatan media setempat telah menewaskan sekitar 3.500 orang baik pengguna maupun pengedar.
Sekitar 700.000 orang pengguna, pengedar narkoba dan aparat yang dituduh melindungi gembong narkoba telah menyerahkan diri kepada polisi karena takut dibunuh. Maraknya pembunuhan dalam perang narkoba di Filipina membuat Duterte jadi sasaran kecaman PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa hingga kelompok HAM.
Komentar itu muncul dalam pidatonya kemarin sore di Malacanang. Duterte menyerukan untuk reintroduksi hukuman mati sehingga penjahat bisa membayar dosa-dosa mereka. Alasannya, kata dia, “Tuhan mungkin tidak ada” saat dibutuhkan.
”Setiap presiden di sepanjang jalan tidak memaksakan hal itu hanya karena Gereja Katolik dan semua hati yang berdarah akan mengatakan bahwa hanya Tuhan yang bisa membunuh. Tapi, bagaimana jika tidak ada Tuhan?,” katanya.
”Ketika bayi satu tahun, bayi 18 bulan diambil dari lengan ibunya, dibawa ke sebuah jip, diperkosa dan dibunuh. Jadi, dimana Tuhan? Tuhan, dimana Anda?,” lanjut Duterte.
Presiden Filipina berjuluk “The Punisher” atau “Penghukum” ini menegaskan bahwa dia tetap percaya bahwa Tuhan itu ada. Dia hanya mengaku sering bertanya dimana Tuhan ketika dia membutuhkannya.
”Apa yang akan menjadi tujuan semua itu jika sakit hati, kesedihan dan penderitaan telah dijatuhkan di dunia ini?,” ujar Duterte, seperti dikutip news.com.au, Selasa (27/9/2016).
Duterte telah jadi sorotan dunia ketika dia berjanji untuk membunuh 100.000 penjahat dalam waktu enam bulan menjabat sebagai presiden. Dia telah mengobarkan perang melawan narkoba, yang menurut catatan media setempat telah menewaskan sekitar 3.500 orang baik pengguna maupun pengedar.
Sekitar 700.000 orang pengguna, pengedar narkoba dan aparat yang dituduh melindungi gembong narkoba telah menyerahkan diri kepada polisi karena takut dibunuh. Maraknya pembunuhan dalam perang narkoba di Filipina membuat Duterte jadi sasaran kecaman PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa hingga kelompok HAM.
(mas)