Dokumen Rahasia Ungkap Hillary Sponsori Fenomena Arab Spring

Minggu, 25 September 2016 - 10:31 WIB
Dokumen Rahasia Ungkap...
Dokumen Rahasia Ungkap Hillary Sponsori Fenomena Arab Spring
A A A
MOSKOW - Sebuah dokumen rahasia yang dipublikasikan oleh Breitbart News mengungkapkan bahwa Hillary Clinton secara diam-diam mensponsori fenomena Arab Spring di Timur Tengah. Fenomena Arab Spring berhasil membuat sejumlah diktator di kawasan itu bertumbangan dan memicu peperangan yang hingga saat ini masih berkobar.

Dalam dokumen tersebut diketahui jika Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) di bawah komando Hillary Clinton mengembangkan program yang difokuskan pada kelompok radikal. Kelompok ini, termasuk Ikhwanul Muslimin, diberikan pelatihan untuk menggulingkan pemerintahan dengan menggunakan media sosial seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (25/9/2016).

Program yang dikenal dengan nama Konferensi Gerakan Aliansi Pemuda dimana salah satu pendirinya adalah penasehat dekat Hillary, Jared Cohen. Program ini dimulai di bulan-bulan terakhir kepemimpinan Presiden Bush dan diselenggarakan di Columbia Law School di New York. Dalam sebuah dokumen yang diberi judul "Pertemuan Washington dan 6 Ide April untuk Perubahan Rezim" diketahui jika seorang aktivis Mesir diundang untuk berbicara di Kongres AS pada Resolusi Kongres 1303 tentang hak-hak politik dan agama di Mesir.

Program ini kemudian dilanjutkan oleh Hillary Clinton dengan mengadakan kegiatan serupa di di Mexico City pada 16 Oktober 2009. Menggandeng Google, Facebook, dan perusahaan teknologi lainnya acara ini ditujukan kepada para aktivis yang tertarik untuk membuat perubahan menggunakan sarana video. Pada akhirnya, program ini melahirkan Movements.org pada tahun 2011 yang mendapatkan kredit sendiri pada runtuhnya rezim Hosni Mubarak di Mesir. Para aktivis dapat berkoordinasi dengan cepat tanpa diketahui rezim Mubarak dan aksi mereka tidak bisa direspons dengan tepat oleh pejabat negara.

Kenyataan bahwa para pengunjuk rasa di balik gerakan Arab Spring menerima pelatihan di Barat mengenai cara efektif menggunakan media sosial adalah sebuah kejutan mengingat hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun fakta bahwa Departemen Luar Negeri AS tahu dan mau menerima pelatihan itu dapat digunakan untuk menggulingkan pemerintah yang nota bene sekutunya bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6093 seconds (0.1#10.140)