Palsukan Boarding Pass, Pria Ini Menginap 18 Hari di Lounge Eksklusif Bandara
A
A
A
CHANGI - Seorang pria pengangguran asal Malaysia sukses menipu pihak pengelola bandara internasional Changi, Singapura, untuk menikmati fasilitas ruang tunggu (lounge) eksklusif bandara itu. Bermodalkan mobile boarding pass palsu, pria yang diketahui bernama Raejali Buntut itu berhasil menginap selama 18 hari, sebelum akhirnya aksi penipuannya terbongkar.
Bulan lalu, Buntut diketahui melakukan chek in di Bandara Changi pada malam sebelum melakukan penerbangan keesokan harinya. Karena merasa lelah dan ingin beristirahat, Buntut pun tertarik untuk mencoba bermalam di ruang tunggu eksklusif di bandara Changi dengan menggunakan boarding pass dan Priority Pass yang menawarkan akses ke hampir 1.000 ruang tunggu di seluruh dunia, seperti dikutip dari Digital Trends, Rabu (21/9/2016).
Namun karena terlalu lelah, Buntut pun ketinggalan penerbangan untuk kembali ke negaranya. Di sinilah muncul niatan Buntut untuk terus bisa menikmati pelayanan dan menginap di lounge ekslusif bandara Changi. Bermodal laptop dan beberapa aplikasi editing, Buntut mulai beraksi dengan memalsukan 31 boarding pass untuk bisa tinggal selama 18 hari. Ia mengunjungi 9 ruang tunggu eksklusif selama 24 jam di tiga terminal bandara.
Buntut mendapatkan gambar boarding pass setelah mengunduhnya dari ponsel. Dia menggunakan gambar boarding pass yang dikeluarkan oleh dua maskapai penerbangan Cathay Pacific dan Singapore Airlines. Menggunakan aplikasi editing, Buntut kemudian menambahkan namanya, nomor penerbangan, dan tujuan. Ia kemudian mengunduhnya di smartphonenya.
Untuk diketahui, lounge eksekutif menawarkan berbagai fasilitas, termasuk ruang yang tenang, Wi-Fi gratis dan bahan bacaan, dan bantuan terkait jadwal penerbangan, bandara, dan tujuan. Namun, kemungkinan Buntut lebih tertarik pada makanan dan minuman gratis.
Belum lagi kamar mandi pribadi, layanan pijat, dan recliners yang nyaman saat transit. Layanan tersebut dapat dikenanakan biaya antara USD100 dan USD500 per tahun, meskipun beberapa juga menerima pembayaran dengan basis per-kunjungan.
Setelah lebih dari dua minggu berpindah-pindah di antara ruang trunggu, staf bandara akhirnya menemukan fakta jika Buntut telah melakukan penipuan. Buntut pun kemudian diciduk polisi pada pekan ini dan harus menerima kenyataan menginap di hotel prodeo selama tiga pekan lamanya.
Bulan lalu, Buntut diketahui melakukan chek in di Bandara Changi pada malam sebelum melakukan penerbangan keesokan harinya. Karena merasa lelah dan ingin beristirahat, Buntut pun tertarik untuk mencoba bermalam di ruang tunggu eksklusif di bandara Changi dengan menggunakan boarding pass dan Priority Pass yang menawarkan akses ke hampir 1.000 ruang tunggu di seluruh dunia, seperti dikutip dari Digital Trends, Rabu (21/9/2016).
Namun karena terlalu lelah, Buntut pun ketinggalan penerbangan untuk kembali ke negaranya. Di sinilah muncul niatan Buntut untuk terus bisa menikmati pelayanan dan menginap di lounge ekslusif bandara Changi. Bermodal laptop dan beberapa aplikasi editing, Buntut mulai beraksi dengan memalsukan 31 boarding pass untuk bisa tinggal selama 18 hari. Ia mengunjungi 9 ruang tunggu eksklusif selama 24 jam di tiga terminal bandara.
Buntut mendapatkan gambar boarding pass setelah mengunduhnya dari ponsel. Dia menggunakan gambar boarding pass yang dikeluarkan oleh dua maskapai penerbangan Cathay Pacific dan Singapore Airlines. Menggunakan aplikasi editing, Buntut kemudian menambahkan namanya, nomor penerbangan, dan tujuan. Ia kemudian mengunduhnya di smartphonenya.
Untuk diketahui, lounge eksekutif menawarkan berbagai fasilitas, termasuk ruang yang tenang, Wi-Fi gratis dan bahan bacaan, dan bantuan terkait jadwal penerbangan, bandara, dan tujuan. Namun, kemungkinan Buntut lebih tertarik pada makanan dan minuman gratis.
Belum lagi kamar mandi pribadi, layanan pijat, dan recliners yang nyaman saat transit. Layanan tersebut dapat dikenanakan biaya antara USD100 dan USD500 per tahun, meskipun beberapa juga menerima pembayaran dengan basis per-kunjungan.
Setelah lebih dari dua minggu berpindah-pindah di antara ruang trunggu, staf bandara akhirnya menemukan fakta jika Buntut telah melakukan penipuan. Buntut pun kemudian diciduk polisi pada pekan ini dan harus menerima kenyataan menginap di hotel prodeo selama tiga pekan lamanya.
(ian)