Pemimpin UE Salahkan Merkel Atas Krisis Migran dan Serangan ISIS
A
A
A
BRATISLAVA - Kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel terkait imigran kembali diserang. Kali ini oleh Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. Tusk menyalahkan Merkel terkait kebijakan pintu terbukanya terhadap para imigran dan serangan ISIS di benua itu.
Tusk mengatakan bahwa Merkel telah menciptakan kekacauan di Eropa dengan menyambut 1,1 juta migran asal Suriah pada tahun lalu. Hal itu dikatakannya dalam pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa (UE) di Bratislava, Slovakia, seperti dikutip dari Daily Express, Sabtu (17/9/2016).
Tusk menyalahkan kebenaran politik atas keterlambatan penutupan perbatasan Eropa pada tahun 2015 yang memungkinkan lebih dari 1 juta migran ke Eropa. Jumlah itu termasuk jihadis ISIS yang menyerang Paris dan Brussels menewaskan 130 dan 32 orang. Tusk pun mendesak UE untuk tidak pernah membiarkan kekacauan tahun lalu kembali terjadi.
"Setiap hari muncul gambar-gambar baru dari ratusan ribu orang yang bergerak di seluruh benua kami tanpa kontril, menciptakan perasaan ancaman di antara banyak orang Eropa," kata Tusk.
"Mereka harus menunggu terlalu lama untuk bertindak untuk membawa situasi di bawah kendali. Sebaliknya, terlalu sering mereka mendengar pernyataan politik yang benar bahwa Eropa tidak bisa menjadi sebuah benteng, yang harus tetap terbuka," tukasnya.
Tusk mengatakan bahwa Merkel telah menciptakan kekacauan di Eropa dengan menyambut 1,1 juta migran asal Suriah pada tahun lalu. Hal itu dikatakannya dalam pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa (UE) di Bratislava, Slovakia, seperti dikutip dari Daily Express, Sabtu (17/9/2016).
Tusk menyalahkan kebenaran politik atas keterlambatan penutupan perbatasan Eropa pada tahun 2015 yang memungkinkan lebih dari 1 juta migran ke Eropa. Jumlah itu termasuk jihadis ISIS yang menyerang Paris dan Brussels menewaskan 130 dan 32 orang. Tusk pun mendesak UE untuk tidak pernah membiarkan kekacauan tahun lalu kembali terjadi.
"Setiap hari muncul gambar-gambar baru dari ratusan ribu orang yang bergerak di seluruh benua kami tanpa kontril, menciptakan perasaan ancaman di antara banyak orang Eropa," kata Tusk.
"Mereka harus menunggu terlalu lama untuk bertindak untuk membawa situasi di bawah kendali. Sebaliknya, terlalu sering mereka mendengar pernyataan politik yang benar bahwa Eropa tidak bisa menjadi sebuah benteng, yang harus tetap terbuka," tukasnya.
(ian)