Basmi Terorisme, Rusia-Turki Rencana Kerjasama Militer
A
A
A
BEIJING - Pemerintah Turki dan Rusia berencana untuk melakukan kerjasama militer untuk melawan terorisme. Kerjasama itu mungkin akan dilakukan setelah hubungan kedua negara benar-benar pulih.
Rencana kerjasama itu datang saat terjadi perbincangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan di sela-sela Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berlangsung di China.
"Kami melihat bahwa Turki akan melalui masa sulit. Kami sangat senang bahwa situasi politik kembali normal," kata Putin paska melakukan pertemuan dengan Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (4/9).
"Kami menyadari bahwa negara ini sedang berjuang melawan teror dan menghadapi ancaman serius. Setelah normalisasi sepenuhnya tercapai, kita akan mampu bergerak maju lebih cepat," sambungnya.
Pada kesempatan ini, Erdogan mengutarakan terima kasih kepada Rusia karena telah mengambil langkah untuk semakin memperbaiki hubungan kedua negara. Salah satu langkah yang disebut Erdogan adalah dicabutnya larangan terbang bagi pesawat charter dari Rusia menuju Turki dan sebaliknya.
Membaiknya hubungan Turki dan Rusia terjadi di tengah semakin memburuknya antara negara tersebut dengan Barat, khususnya Amerika Serikat (AS). Ankara kesal karena setiap langkah yang mereka ambil selalu salah dimata AS, termasuk upaya melawan milisi Kurdi di Suriah yang dianggap Turki sebagai teroris.
AS mengecam kebijakan Turki tersebut, dan mendesak Ankara untuk menghentikan serangan. Kecaman itu dibalas dengan kecaman oleh Turki, yang menuturkan bahwa tidak ada satupun negara yang berhak mengatur kebijakan mereka.
Rencana kerjasama itu datang saat terjadi perbincangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan di sela-sela Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berlangsung di China.
"Kami melihat bahwa Turki akan melalui masa sulit. Kami sangat senang bahwa situasi politik kembali normal," kata Putin paska melakukan pertemuan dengan Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (4/9).
"Kami menyadari bahwa negara ini sedang berjuang melawan teror dan menghadapi ancaman serius. Setelah normalisasi sepenuhnya tercapai, kita akan mampu bergerak maju lebih cepat," sambungnya.
Pada kesempatan ini, Erdogan mengutarakan terima kasih kepada Rusia karena telah mengambil langkah untuk semakin memperbaiki hubungan kedua negara. Salah satu langkah yang disebut Erdogan adalah dicabutnya larangan terbang bagi pesawat charter dari Rusia menuju Turki dan sebaliknya.
Membaiknya hubungan Turki dan Rusia terjadi di tengah semakin memburuknya antara negara tersebut dengan Barat, khususnya Amerika Serikat (AS). Ankara kesal karena setiap langkah yang mereka ambil selalu salah dimata AS, termasuk upaya melawan milisi Kurdi di Suriah yang dianggap Turki sebagai teroris.
AS mengecam kebijakan Turki tersebut, dan mendesak Ankara untuk menghentikan serangan. Kecaman itu dibalas dengan kecaman oleh Turki, yang menuturkan bahwa tidak ada satupun negara yang berhak mengatur kebijakan mereka.
(esn)