Israel: Pembangunan Pemukiman Yahudi Tak Hambat Upaya Damai
A
A
A
NEW YORK - Tudingan yang menyatakan pembangunan pemukiman Yahudi oleh Israel sebagai hambatan utama perdamaian dengan Palestina adalah omong kosong. Hal itu diutarakan oleh Konsul Jenderal Israel untuk Amerika Serikat (AS), Dani Dayan.
"Ide mengenai pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem timur sebagai hambatan utama untuk mencapai perdamaian dengan Palestina adalah sesuatu yang tidak masuk akal, itu omong kosong," ucap Dayan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Jumat (2/9).
"Hal itu tidak bisa dibuktikan secara matematis. Orang-orang Arab tidak mengakui Israel, bahkan sebelum pemukiman pertama dibangun. Yang ada adalah fakta, bahwa Isarel menarik diri dari jalur Gaza, menghapus semua tentang kami di sana, dan semua yang kita tahu adalah adanya upaya untuk melakukan agresi baru terhadap Israel, yang juga merupakan fakta yang tidak bisa dipedebatkan," sambungnya.
Dayan, yang merupakan penghuni pemukiman Yahudi adalah salah satu pejabat konservatif Israel. Dia mengaku tidak pernah setuju dan percaya dengan solusi dua negara untuk menyelesaiakan masalah antara negaranya dengan Palestina.
"Diplomasi bukan tentang teori atau ideologi, tapi tentang praktek, tentang kehidupan nyata. Apapun pandangan saya tentang masalah itu, Perdana Menteri Israel dan juga banyak ahli dan pejabat yang mengatakan bahwa hal itu (solusi dua negara) tidak akan tercapai selama masa jabatan saya di New York, dan itu tidak akan terjadi karena satu alasan, kami menolak Palestina," tukasnya.
"Ide mengenai pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem timur sebagai hambatan utama untuk mencapai perdamaian dengan Palestina adalah sesuatu yang tidak masuk akal, itu omong kosong," ucap Dayan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Jumat (2/9).
"Hal itu tidak bisa dibuktikan secara matematis. Orang-orang Arab tidak mengakui Israel, bahkan sebelum pemukiman pertama dibangun. Yang ada adalah fakta, bahwa Isarel menarik diri dari jalur Gaza, menghapus semua tentang kami di sana, dan semua yang kita tahu adalah adanya upaya untuk melakukan agresi baru terhadap Israel, yang juga merupakan fakta yang tidak bisa dipedebatkan," sambungnya.
Dayan, yang merupakan penghuni pemukiman Yahudi adalah salah satu pejabat konservatif Israel. Dia mengaku tidak pernah setuju dan percaya dengan solusi dua negara untuk menyelesaiakan masalah antara negaranya dengan Palestina.
"Diplomasi bukan tentang teori atau ideologi, tapi tentang praktek, tentang kehidupan nyata. Apapun pandangan saya tentang masalah itu, Perdana Menteri Israel dan juga banyak ahli dan pejabat yang mengatakan bahwa hal itu (solusi dua negara) tidak akan tercapai selama masa jabatan saya di New York, dan itu tidak akan terjadi karena satu alasan, kami menolak Palestina," tukasnya.
(esn)