Trump Minta Jaksa Khusus untuk Selidiki Clinton Foundation
A
A
A
WASHINGTON - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mendesak Dapartemen Kehakiman untuk menunjuk seorang jaksan khusus untuk menyelidiki Clinton Foundation. Trump menduga pendonor yang menyalurkan dananya ke Clinton Foundation mendapat perlakuan khusus dari Departemen Luar Negeri saat berada di bawah kepemimpinan Hillary Clinton.
Trump menuding mantan Presiden Bill Clinton dan istirinya, Hillary, telah mengubah badan amal Clinton Foundation menjadi badan pay for play. Dengan begitu, badan itu menjalankan skema dimana donor yang kaya, asing, dan domestik, mendapat bantuan dari Departemen Luar Negeri selama Hillary Clinton menjadi diplomat negara dalam kurun waktu 2009-2013.
"Departemen Kehakiman harus menunjuk seorang jaksa khusus karena telah terbukti, sayangnya, menjadi perpanjangan tangan Gedung Putih. Tidak ada yang pernah melihat seperti ini sebelumnya," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/8/2016).
Pernyataan Trump ini muncul bersamaan kelompok pengawas konservatif, Judicial Watch, merilis dokumen Departemen Luar Negeri setebal 725 halaman. Dokumen itu termasuk beberapa contoh yang dikatakan mendapatkan perlakuan istimewa yang diberikan kepada pendonor atas permintaan eksekutif Clinton Foundation Douglas Band.
Selain itu, permintaan Trump untuk dilakukannya penyelidikan independen ini diikuti pengumuman oleh Clinton Foundation yang tidak lagi menerima sumbangan asing jika nantinya Hillary terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Tim kampanye Hillary pun balik menyerang Trump dengan mengatakan Trump harus jujur dihadapan para pemilihnya terhadap jaringan bisnisnya yang kompleks. Hal ini terkait hutang-hutangnya kepada bank-bank besar, termasuk bank milik China, setelah munculnya laporan yang dirilis New York Times
"Donald Trump harus berhenti bersembunyi di balik alasan palsu dan melepaskan pajak serta segera mengungkapkan secara penuh tingkat kepentingan pada bisnisnya," kata ketua tim kampanye Hillaru John Podesta.
Trump menuding mantan Presiden Bill Clinton dan istirinya, Hillary, telah mengubah badan amal Clinton Foundation menjadi badan pay for play. Dengan begitu, badan itu menjalankan skema dimana donor yang kaya, asing, dan domestik, mendapat bantuan dari Departemen Luar Negeri selama Hillary Clinton menjadi diplomat negara dalam kurun waktu 2009-2013.
"Departemen Kehakiman harus menunjuk seorang jaksa khusus karena telah terbukti, sayangnya, menjadi perpanjangan tangan Gedung Putih. Tidak ada yang pernah melihat seperti ini sebelumnya," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/8/2016).
Pernyataan Trump ini muncul bersamaan kelompok pengawas konservatif, Judicial Watch, merilis dokumen Departemen Luar Negeri setebal 725 halaman. Dokumen itu termasuk beberapa contoh yang dikatakan mendapatkan perlakuan istimewa yang diberikan kepada pendonor atas permintaan eksekutif Clinton Foundation Douglas Band.
Selain itu, permintaan Trump untuk dilakukannya penyelidikan independen ini diikuti pengumuman oleh Clinton Foundation yang tidak lagi menerima sumbangan asing jika nantinya Hillary terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Tim kampanye Hillary pun balik menyerang Trump dengan mengatakan Trump harus jujur dihadapan para pemilihnya terhadap jaringan bisnisnya yang kompleks. Hal ini terkait hutang-hutangnya kepada bank-bank besar, termasuk bank milik China, setelah munculnya laporan yang dirilis New York Times
"Donald Trump harus berhenti bersembunyi di balik alasan palsu dan melepaskan pajak serta segera mengungkapkan secara penuh tingkat kepentingan pada bisnisnya," kata ketua tim kampanye Hillaru John Podesta.
(ian)