Setelah Mencela, Donald Trump Kini Rangkul Sekutu NATO
A
A
A
YOUNGSTOWN - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan sekutu NATO untuk mengalahkan militan Islamic State atau ISIS jika dia terpilih sebagai presiden. Padahal, dalam kampanye sebelumnya Trump mencela sekutu-sekutu NATO karena kontribusi finansialnya minim.
”Kami juga akan bekerja sama dengan NATO pada misi baru ini,” kata Donald Trump. Pengubahan strategi kampanye Trump ini terjadi setelah retorikanya yang mencela sekutu-sekutu NATO menuai kritik dari negara-negara anggota NATO dan rekan-rekannya di Partai Republik.
Trump mengatakan pendekatan baru diadopsi untuk memerangi terorisme. Dia mengaku sudah berubah pikiran dan tidak lagi menganggap NATO sebagai aliansi usang.
”Kami akan mengalahkan terorisme radikal Islamis seperti kami telah mengalahkan setiap ancaman yang kami hadapi sebelumnya,” ujar Donald Trump. Dia telah menyalahkan rivalnya, capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dan Presiden Barack Obama yang dia sebut sebagai “pendiri” ISIS.
Dalam pidatonya di Ohio, Trump juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan seruannya melawan kelompok ISIS, dia tetap ingin melarang sementara warga Muslim asing untuk berimigrasi ke AS. Dia berencana mengembangkan tes skrining baru untuk menangkap orang-orang yang berniat merugikan AS.
Sementara itu, The Wall Street Journal, dalam sebuah editorialnya mengatakan bahwa Donald Trump harus memperbaiki kampanyenya dalam beberapa minggu atau dia akan terdepak. Menurut media AS itu, Donald Trump telah gagal membangun operasi kampanye yang kompeten.
”Jika mereka tidak bisa mendapatkan Trump untuk mengubah tindakannya pada Hari Buruh, Partai Republik tidak akan punya pilihan selain untuk menulis ‘off’ calonnya sebagai harapan dan fokus untuk menyelamatkan Senat dan Parlemen,” bunyi editorial yang dikutip Selasa (16/8/2016).
Hari Buruh, yang jatuh pada 5 September tahun ini, menandai akhir dari liburan musim panas di AS dan jadi tahap akhir dari musim Pemilu Presiden AS yang berjalan panjang.
”Kami juga akan bekerja sama dengan NATO pada misi baru ini,” kata Donald Trump. Pengubahan strategi kampanye Trump ini terjadi setelah retorikanya yang mencela sekutu-sekutu NATO menuai kritik dari negara-negara anggota NATO dan rekan-rekannya di Partai Republik.
Trump mengatakan pendekatan baru diadopsi untuk memerangi terorisme. Dia mengaku sudah berubah pikiran dan tidak lagi menganggap NATO sebagai aliansi usang.
”Kami akan mengalahkan terorisme radikal Islamis seperti kami telah mengalahkan setiap ancaman yang kami hadapi sebelumnya,” ujar Donald Trump. Dia telah menyalahkan rivalnya, capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dan Presiden Barack Obama yang dia sebut sebagai “pendiri” ISIS.
Dalam pidatonya di Ohio, Trump juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan seruannya melawan kelompok ISIS, dia tetap ingin melarang sementara warga Muslim asing untuk berimigrasi ke AS. Dia berencana mengembangkan tes skrining baru untuk menangkap orang-orang yang berniat merugikan AS.
Sementara itu, The Wall Street Journal, dalam sebuah editorialnya mengatakan bahwa Donald Trump harus memperbaiki kampanyenya dalam beberapa minggu atau dia akan terdepak. Menurut media AS itu, Donald Trump telah gagal membangun operasi kampanye yang kompeten.
”Jika mereka tidak bisa mendapatkan Trump untuk mengubah tindakannya pada Hari Buruh, Partai Republik tidak akan punya pilihan selain untuk menulis ‘off’ calonnya sebagai harapan dan fokus untuk menyelamatkan Senat dan Parlemen,” bunyi editorial yang dikutip Selasa (16/8/2016).
Hari Buruh, yang jatuh pada 5 September tahun ini, menandai akhir dari liburan musim panas di AS dan jadi tahap akhir dari musim Pemilu Presiden AS yang berjalan panjang.
(mas)