Trump Isyaratkan Pemilik Senjata agar Bunuh Hillary Clinton

Rabu, 10 Agustus 2016 - 05:33 WIB
Trump Isyaratkan Pemilik Senjata agar Bunuh Hillary Clinton
Trump Isyaratkan Pemilik Senjata agar Bunuh Hillary Clinton
A A A
WILMINGTON - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump memicu kegemparan setelah komentarnya mengisyaratkan para pemilik senjata agar membunuh rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Isyarat itu muncul setelah Hillary menyuarakan pengontrolan senjata di AS.

Trump yang berbicara di Wilmington, North Carolina, membahas kekuasaan Presiden AS berikutnya untuk menunjuk hakim agung.

”Hillary ingin menghapuskan, pada dasarnya, Amandemen Kedua (Konstitusi AS),” kata Trump, seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (10/8/2016).

By the way, dan jika dia dapat memilih, jika dia memilih hakimnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan, saudara-suaudara. Meskipun ada Amandemen Kedua, mungkin ada, saya tak tahu."

Amandemen Kedua Konstitusi ASmemungkinkan warga negara itu untuk memiliki senjata.

Setelah komentar Donadl Trump memicu kegemparan, Jason Miller, seorang penasihat komunikasi untuk kampanye Trump, cepat berusaha untuk menjelaskan komentar miliarder AS itu.

”Ini yang disebut kekuatan unifikasi,” ujarnya.

”Amandemen Kedua memiliki semangat yang luar biasa dan sangat terpadu, yang memberikan mereka kekuatan politik yang besar. Dan tahun ini, mereka akan memberikan suara dalam jumlah rekor, dan itu tidak akan untuk Hillary Clinton, itu akan untuk Donald Trump,” lanjut Miller.

Hakim Mahkamah Agung telah menjadi isu kritis Pemilu AS sejak kematian awal tahun ini Kehakiman Antonin Scalia, seorang konservatif yang belum diganti.

Trump mengklaim bahwa hakim liberal bisa mengancam Amandemen Kedua Konstitusi AS. ”Saya kira ada sebuah skenario di mana presiden ini bisa memilih lima hakim agung, dan jika Anda memilih dua yang kiri, kiri, kiri, itu akan menjadi bencana bagi negara kita,” katanya.

Kubu Hillary Clinton cepat menanggapi komentar kubu Trump. ”Seseorang berusaha untuk menjadi presiden Amerika Serikat tidak harus menyarankan kekerasan dengan cara apapun,” bunyi pernyataan tim kampanye Hillary, seperti dikutip Sputniknews, Rabu (10/8/2016).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5787 seconds (0.1#10.140)