Kemlu Benarkan Adanya Penculikan 1 WNI di Malaysia
A
A
A
SOLO - Kementerian Luar Negeri Indonesia membenarkan adanya satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang diculik di wilayah Malaysia. Aksi penculikan ini diketahui pada hari Jumat lalu di wilayah Sandakan.
Berdasarkan keterangan Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal, WNI yang ditangkap adalah kapten kapal penangkap udang berbendara Malaysia. Dua Anak Buah Kapal (ABK) kapal penangkap udang tersebut dibebaskan.
"Korban adalah WNI, Kapten kapal penangkap udang di kapal berbendera Malaysia (Sandakan) dan kejadian di wilayah perairan Malaysia. Kejadiannya tanggal 3 agustus pukul 16.00. Kita sudah dapat kabarnya sejak tanggal 4 Agustus, sebelum pemilik kapal melaporkan ke polisi tanggal 5," ujar Iqbal pada Minggu (7/8).
Menurut Iqbal, sampai saat ini belum diketahui siapa yang melakukan penculikan tersebut. Dia menuturkan, perwakilan Indonesia di Malaysia terus mencari informasi untuk melakukan verifikasi lebih lanjut.
"Sejak tanggal 5, Tim dari KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Kota Kinabalu sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak (otoritas setempat, ABK yang dibebaskan, pemilik kapal serta otoritas Filipina). Namun, sejumlah info terkait proses dan pelaku penyanderaan masih berbeda satu sama lain, sehingga kita masih melakukan verifikasi lebih lanjut," tukasnya.
Berdasarkan keterangan Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal, WNI yang ditangkap adalah kapten kapal penangkap udang berbendara Malaysia. Dua Anak Buah Kapal (ABK) kapal penangkap udang tersebut dibebaskan.
"Korban adalah WNI, Kapten kapal penangkap udang di kapal berbendera Malaysia (Sandakan) dan kejadian di wilayah perairan Malaysia. Kejadiannya tanggal 3 agustus pukul 16.00. Kita sudah dapat kabarnya sejak tanggal 4 Agustus, sebelum pemilik kapal melaporkan ke polisi tanggal 5," ujar Iqbal pada Minggu (7/8).
Menurut Iqbal, sampai saat ini belum diketahui siapa yang melakukan penculikan tersebut. Dia menuturkan, perwakilan Indonesia di Malaysia terus mencari informasi untuk melakukan verifikasi lebih lanjut.
"Sejak tanggal 5, Tim dari KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Kota Kinabalu sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak (otoritas setempat, ABK yang dibebaskan, pemilik kapal serta otoritas Filipina). Namun, sejumlah info terkait proses dan pelaku penyanderaan masih berbeda satu sama lain, sehingga kita masih melakukan verifikasi lebih lanjut," tukasnya.
(esn)