Trump Sebut Hillary Pendiri ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mengecam kebijakan luar negeri Paman Sam selama Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri. Ia pun menyerang kebijakan Hillary di Timur Tengah yang menyebabkan terciptanya kelompok ISIS.
Saat berada di Florida, Trump meyakini Presiden Barack Obama menyesal memilih Hillary sebagai anggota kabinetnya. Ia pun menyatakan jika pesaingnya itu harus dilihat sebagai pendiri ISIS.
"Hillary Clinton itu. Dia seharusnya mendapatkan penghargaan dari ISIS sebagai pendiri ISIS," kata Trump seperti dikutip dari laman Belfast Telegraph, Kamis (4/8/2016).
Dalam kesempatan itu, Trump meyakinkan para pendukungnya yang mendatangi Daytona Beach bahwa meskipun dalam seminggu ini penuh dengan gejolak, namun tidak ada yang lebih penting dari pada persatuan.
"Kampanye berjalan dengan baik. Saya ingin mengatakan saat ini yang terbaik yang kita punya adalah persatuan," katanya kepada para pendukungnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump membuat pusing para petinggi Partai Republik dengan sejumlah manuvernya. Salah satunya adalah perseteruannya dengan keluarga tentara Muslim AS yang tewas di Irak. Ia juga menolak mendukung pernyataan Ketua Parlemen Paul Ryan dan Senator John McCain dan menyatakan pemilu bisa saja dicurangi.
Saat berada di Florida, Trump meyakini Presiden Barack Obama menyesal memilih Hillary sebagai anggota kabinetnya. Ia pun menyatakan jika pesaingnya itu harus dilihat sebagai pendiri ISIS.
"Hillary Clinton itu. Dia seharusnya mendapatkan penghargaan dari ISIS sebagai pendiri ISIS," kata Trump seperti dikutip dari laman Belfast Telegraph, Kamis (4/8/2016).
Dalam kesempatan itu, Trump meyakinkan para pendukungnya yang mendatangi Daytona Beach bahwa meskipun dalam seminggu ini penuh dengan gejolak, namun tidak ada yang lebih penting dari pada persatuan.
"Kampanye berjalan dengan baik. Saya ingin mengatakan saat ini yang terbaik yang kita punya adalah persatuan," katanya kepada para pendukungnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump membuat pusing para petinggi Partai Republik dengan sejumlah manuvernya. Salah satunya adalah perseteruannya dengan keluarga tentara Muslim AS yang tewas di Irak. Ia juga menolak mendukung pernyataan Ketua Parlemen Paul Ryan dan Senator John McCain dan menyatakan pemilu bisa saja dicurangi.
(ian)