Israel Sahkan UU yang Perbolehkan Anak-anak Palestina Ditangkap

YERUSALEM - Parlemen Israel menyetujui undang-undang baru yang memungkinkan anak-anak berumur 12 tahun yang diduga teroris dapat di penjara. UU kontroversial ini disahkan setelah Israel dikritik oleh PBB atas perlakukan mereka terhadap anak-anak Palestina.

UU baru ini memungkinkan pihak berwenang untuk memenjarkan anak di bawah umur 14 tahun untuk kejahatan seperti pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan secara tidak disengaja. UU ini juga memberikan kuasa kepada pengadilan untuk menunda transfer penjara dan memperpendek atau membatalkan hukuman penjara.

UU ini diajukan oleh Anat Berko, anggota partai Likud Benjamin Netanyahu. Ia menyatakan bahwa UU ini sesuai dengan kebutuhan saat ini ditengah gelombang serangan oleh warga Palestina di Israel dan Tepi Barat seperti dikutip dari laman Independent, Kamis (4/8/2016).

"Sebuah masyarakat diperbolehkan untuk melindungi dirinya sendiri. Untuk mereka yang dibunuh dengan pisau di hati tidak peduli jika pelaku adalah anak berusia 12 atau 15. Mungkin hukum ini juga akan melakukan sesuatu untuk melindungi anak-anak yang dimanfaatkan untuk membantai orang," kata Berko.

Sebelumnya, dalam sidang Dewan Keamanan PBB mengkritik perlakukan Israel terhadap anak-anak Palestina. Perwakilan Venezuela, Rafael Ramirez menyerukan Israel untuk memenuhi kewajiban di bawah hukum kemanusiaan internasional termasuk prinsip proporsionalitas. Kritikan ini dibalas diplomat Israel dengan mengutuk kelompok Hamas yang telah menggunakan anak-anak di Gaza.

Sejak September tahun lalu, 34 warga Israel dan dua warga Amerika tewas dalam serangan Palestina. Sementara itu lebih dari 200 warga Palestina tewas oleh pasukan keamanan Israel di periode yang sama. Para pejabat mengatakan mayoritas warga Palestina yang tewas sedang melakukan atau mencoba melakukan serangan, sementara sisanya tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.