Upaya Kudeta Gagal, 1.563 Tentara Turki Diciduk
Sabtu, 16 Juli 2016 - 16:18 WIB

Upaya Kudeta Gagal, 1.563 Tentara Turki Diciduk
A
A
A
ANKARA - Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan, setidaknya 1.563 tentara Turki ditahan setelah upaya kudeta yang dilakukan militer pada Sabtu (16/7/2016) dini hari tadi berujung pada kegagalan.
Dikutip dari kantor berita Anadolu, Kementerian itu juga mencopot sejumlah personel militer yang diduga terkait dengan upaya kudeta, termasuk 5 jenderal dan 29 kolonel.
Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan sebelumnya telah mengumumkan, bahwa sebuah faksi dalam militer Turki berusaha menggulingkan pemerintah. Sesaat setelah upaya kudeta dilancarkan, Erdogan meminta masyarakat Turki untuk turun ke jalan. "Pergi ke pusat kota, mari kita beri mereka jawaban terbaik," katanya.
Erdogan sendiri beberapa jam kemudian telah kembali ke Turki, setelah sebelumnya berada di Mongolia. Ia mengatakan tidak akan meninggalkan Bandara Ataturk sampai situasi di negara itu kembali normal.
"Turkish Airlines mulai beroperasi. Ada tekanan kecil di Ankara. Tidak ada yang meninggalkan tempat ini sampai situasi kembali normal. Aku juga tidak akan meninggalkannya," kata Erdogan.
Erdogan lantas menyalahkan Fetullah Gulen dan menuduhnya telah memimpin sebuah organisasi teroris serta mencoba untuk menyusup dan menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
"Cukup sudah pengkhianatan yang telah Anda lakukan untuk bangsa ini," kata Erdogan tanpa menyebut nama Gulen dan meminta ia untuk kembali guna menjalani persidangan.
Dikutip dari kantor berita Anadolu, Kementerian itu juga mencopot sejumlah personel militer yang diduga terkait dengan upaya kudeta, termasuk 5 jenderal dan 29 kolonel.
Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan sebelumnya telah mengumumkan, bahwa sebuah faksi dalam militer Turki berusaha menggulingkan pemerintah. Sesaat setelah upaya kudeta dilancarkan, Erdogan meminta masyarakat Turki untuk turun ke jalan. "Pergi ke pusat kota, mari kita beri mereka jawaban terbaik," katanya.
Erdogan sendiri beberapa jam kemudian telah kembali ke Turki, setelah sebelumnya berada di Mongolia. Ia mengatakan tidak akan meninggalkan Bandara Ataturk sampai situasi di negara itu kembali normal.
"Turkish Airlines mulai beroperasi. Ada tekanan kecil di Ankara. Tidak ada yang meninggalkan tempat ini sampai situasi kembali normal. Aku juga tidak akan meninggalkannya," kata Erdogan.
Erdogan lantas menyalahkan Fetullah Gulen dan menuduhnya telah memimpin sebuah organisasi teroris serta mencoba untuk menyusup dan menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
"Cukup sudah pengkhianatan yang telah Anda lakukan untuk bangsa ini," kata Erdogan tanpa menyebut nama Gulen dan meminta ia untuk kembali guna menjalani persidangan.
(ian)