Menlu: Latar Belakang Kelompok Penyandera 7 WNI Sudah Diketahui
A
A
A
JAKARTA - ujuh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina sejak akhir pekan lalu diketahui dalam kondisi baik, dan latar belakang kelompok penculik sudah diketahui. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
"Penanganan pembebasan dilakukan secara terpadu melalui crisis center di bawah koordinasi Menkopolhukam. Dari hari ke hari, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan termasuk komunikasi dengan pihak penyandera," ucap Retno pada Senin (11/7).
"Dari komunikasi diterima info bahwa ketujuh ABK walaupun terdengar lelah, mereka masih dalam kondisi yang baik. Para sandera masih berpindah-pindah dalam kedua kelompok dan diperkirakan mereka selalu berada di sekitar pulau Sulu. Info, serta latar belakang mengenai kelompok penyandera saat ini telah lebih jelas," sambungnya.
Retno di kesempatan yang sama juga menuturkan, bahwa pada tanggal 1 Juli lalu telah melakukan pertemuan dengan Menlu Filipina. Dalam pertemuan itu, lanjut Retno dirinya membahas mengenai hubungan kedua negara, dan juga menyerahkan surat dari Presiden Indonesia Joko Widodo untuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Pada tanggal 1 juli, hari pertama sejak pemerintahan Filipina yang baru, saya berada di Manila untuk melakukan pertemuan bilateral dengan menlu Filipina. Dalam pertemuan itu saya sampaikan surat Presiden RI kepada presiden Filipina yang intinya pertama tentu menyampaikan ucapan selamat. Harapannya agar hubungan baik kedua negara akan dapat lebih ditingkatkan, dan secara khusus dalam surat itu disampaikan Presiden meminta perhatian khusus terhadap masalah penyanderaan WNI," ungkapnya.
"Penanganan pembebasan dilakukan secara terpadu melalui crisis center di bawah koordinasi Menkopolhukam. Dari hari ke hari, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan termasuk komunikasi dengan pihak penyandera," ucap Retno pada Senin (11/7).
"Dari komunikasi diterima info bahwa ketujuh ABK walaupun terdengar lelah, mereka masih dalam kondisi yang baik. Para sandera masih berpindah-pindah dalam kedua kelompok dan diperkirakan mereka selalu berada di sekitar pulau Sulu. Info, serta latar belakang mengenai kelompok penyandera saat ini telah lebih jelas," sambungnya.
Retno di kesempatan yang sama juga menuturkan, bahwa pada tanggal 1 Juli lalu telah melakukan pertemuan dengan Menlu Filipina. Dalam pertemuan itu, lanjut Retno dirinya membahas mengenai hubungan kedua negara, dan juga menyerahkan surat dari Presiden Indonesia Joko Widodo untuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Pada tanggal 1 juli, hari pertama sejak pemerintahan Filipina yang baru, saya berada di Manila untuk melakukan pertemuan bilateral dengan menlu Filipina. Dalam pertemuan itu saya sampaikan surat Presiden RI kepada presiden Filipina yang intinya pertama tentu menyampaikan ucapan selamat. Harapannya agar hubungan baik kedua negara akan dapat lebih ditingkatkan, dan secara khusus dalam surat itu disampaikan Presiden meminta perhatian khusus terhadap masalah penyanderaan WNI," ungkapnya.
(esn)