Media Inggris Soroti Korban Tewas Akibat Macet Brexit

Jum'at, 08 Juli 2016 - 13:04 WIB
Media Inggris Soroti...
Media Inggris Soroti Korban Tewas Akibat Macet Brexit
A A A
LONDON - Brexit tidak hanya berhubungan dengan Inggris, tapi juga dengan Indonesia. Bila di Negeri Tiga Singa Brexit adalah istilah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE), di Indonesia Brexit dikenal sebagai pintu keluar tol di wilayah Brebes, Jawa Tengah.

Di balik perbedaan itu, keduanya memiliki persamaan, yakni menjadi sorotan dunia. Brexit Indonesia menjadi sorotan karena dianggap sebagai kemacetan lalu lintas paling parah yang ada di dunia.

Salah satu media dunia yang menyoroti masalah ini adalah media Inggris, Daily Mail. Seperti ditengok Sindonews pada Jumat (8/7), Daily Mail memberi judul "Is this the world's worst traffic jam? Fifteen motorists die in three days after getting caught in gridlock at Indonesian junction... named BREXIT" atau "Inikah kemacetan paling parah di dunia? 15 orang pengendara tewas dalam tiga hari setelah terjebak di persimpangan di Indonesia, bernama Brexit".

Sorotan utama media Inggris tersebut adalah banyaknya orang yang tewas akibat kemacetan tersebut. Otoritas Indonesia mengatakan, setidaknya 13 orang tewas akibat kemacetan, namun sejumlah media nasional menyebut jumlah korban tewas adalah 15 orang.

Daily Mail dalam laporannya juga sedikit mengkritik sikap keras kepala pengemudi Indonesia. Dimana, banyaknya pengemudi yang enggan meninggalkan kendaraan mereka, untuk sekedar mencari udara segar. Hal ini dinilai sebagai salah satu penyebab banyaknya korban tewas akibat kemcetan.

Mereka juga mengutip pernyataan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia, Achmad Yurianto, yang menyebut bahwa kurangnya oksigen menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang tewas di Brexit.

"Kelelahan dan dehidrasi adalah salah satu elemen yang fatal yang dapat menyebabkan kematian, terutama di kalangan kelompok rentan, dari anak-anak dan orang tua. Selain itu, kendaraan kabin kecil dan tertutup dengan penggunaan AC secara terus menerus akan menurunkan tingkat oksigen dan meningkatkan CO2," kata Achmad.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1008 seconds (0.1#10.140)