Paska Serangan Bom, Akses Ke Bandara Ataturk Ditutup
A
A
A
ANKARA - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki menuturkan, paska insiden serangan bom yang mengantam bandara Ataturk di Istanbul, Turki, seluruh akses ke bandara itu telah ditutup. Selain itu, banyak penerbangan yang dibatalkan atau ditunda.
"Sementara ini semua penerbangan dibatalkan dan akses ke bandara ditutup. Untuk kedatangan dialihkan ke bandara Sabiha Gohcen, di Istanbul bagian Asia, Izmir, maupun Ankara," kata PPI Turki dalam siaran pada Rabu (29/6).
PPI Turki juga mengatakan, saat kejadian ada beberapa pelajar Indonesia yang berada di dalam bandara. Tapi, untungnya sebagian pelajar sudah berada di pesawat saat serangan itu terjadi, sebagian lainnya tertahan di kereta yang menuju bandara.
"Kondisi pelajar Indonesia memang dalam dua minggu ini banyak yang pulang liburan dan mudik lebaran ke Indonesia. Pada Selasa, ada yang pulang via Royal Jordan pukul 20.30, Qatar Airlines pukul 19.35 dan Turkish Airlines pukul 02.00 (29 Juni 2016)," sambungnya.
"Saat terjadi bom, alhamdulillah info yang kami himpun, teman-teman sudah di pesawat, baik yang menggunakan Royal Jordan maupun Qatar Airlines. Sementara ada dua pelajar yang menuju bandara via Turkish Airlines tertahan di durak (stasiun) Yeni Bosna, sekitar dua stasiun sebelum bandara. Karena metro bawah tanah menuju airport ditutup. Kini penerbangannya di cancel. Kedua pelajar dari Ankara ini bertahan di rumah temannya di kawasan Yeni Bosna, Istanbul," ungkap PPI Turki.
PPI Turki menambahkan, sejauh ini belum ada informasi adanya korban pelajar Indonesia maupun WNI. "Kita terus berkomunikasi dengan teman yang berada di Turki untuk update informasi. Sebagian besar pelajar sudah berada di Indonesia karena summer break. Ada juga teman pelajar dari negara lain yang sedang dan akan transit di bandara Istanbul hari ini. Kita terus berkomunikasi dan update," pungkasnya.
"Sementara ini semua penerbangan dibatalkan dan akses ke bandara ditutup. Untuk kedatangan dialihkan ke bandara Sabiha Gohcen, di Istanbul bagian Asia, Izmir, maupun Ankara," kata PPI Turki dalam siaran pada Rabu (29/6).
PPI Turki juga mengatakan, saat kejadian ada beberapa pelajar Indonesia yang berada di dalam bandara. Tapi, untungnya sebagian pelajar sudah berada di pesawat saat serangan itu terjadi, sebagian lainnya tertahan di kereta yang menuju bandara.
"Kondisi pelajar Indonesia memang dalam dua minggu ini banyak yang pulang liburan dan mudik lebaran ke Indonesia. Pada Selasa, ada yang pulang via Royal Jordan pukul 20.30, Qatar Airlines pukul 19.35 dan Turkish Airlines pukul 02.00 (29 Juni 2016)," sambungnya.
"Saat terjadi bom, alhamdulillah info yang kami himpun, teman-teman sudah di pesawat, baik yang menggunakan Royal Jordan maupun Qatar Airlines. Sementara ada dua pelajar yang menuju bandara via Turkish Airlines tertahan di durak (stasiun) Yeni Bosna, sekitar dua stasiun sebelum bandara. Karena metro bawah tanah menuju airport ditutup. Kini penerbangannya di cancel. Kedua pelajar dari Ankara ini bertahan di rumah temannya di kawasan Yeni Bosna, Istanbul," ungkap PPI Turki.
PPI Turki menambahkan, sejauh ini belum ada informasi adanya korban pelajar Indonesia maupun WNI. "Kita terus berkomunikasi dengan teman yang berada di Turki untuk update informasi. Sebagian besar pelajar sudah berada di Indonesia karena summer break. Ada juga teman pelajar dari negara lain yang sedang dan akan transit di bandara Istanbul hari ini. Kita terus berkomunikasi dan update," pungkasnya.
(esn)