Video Metode Pelatihan Kejam Bank di China Picu Kemarahan
A
A
A
BEIJING - Sebuah video yang beredar secara online menunjukkan metode pelatihan kejam yang diterapkan sebuah bank di China terhadap para karyawannya. Video itu telah memicu kemarahan publik.
Dalam pelatihan itu, para karyawan itu dihukum dengan dipukul di bagian pantat dengan balok kayu. Ada juga yang dihukum dengan mencukur rambut mereka.
Praktik kekerasan merupakan metode pelatihan di Changzhi Zhangze Rural Comercial Bank di China utara. Video pertama kali diunggah media China, People Daily.
Dua eksekutif di bank telah ditangguhkan. Lebih dari 200 karyawan bank menjalani pelatihan yang digelar pada hari Sabtu lalu.
Sang pelatih, Jiang Yang, telah meminta maaf atas tindakan yang memicu kemarahan tersebut. ”Pukulan itu menjadi model pelatihan. Saya telah mencoba selama bertahun-tahun,” katanya.
Video itu diduga diambil seseorang yang menonton latihan dengan menggunakan smartphone.
Dalam video tampak bahwa Jiang menegur delapan karyawan bank di atas panggung. Dia bertanya mengapa mereka menerima skor terendah dalam latihan.
Karyawan memberikan beberapa jawaban, seperti; ”Saya tidak memacu diri saya sendiri".
Ada juga yang menjawab; ”Saya tidak berkoordinasi dengan tim saya.” "Saya tidak memiliki keberanian."
Setelah mendengar beberapa jawaban itu, Jiang berujar; ”Siapkan pantat Anda.” Sesaat kemudian, pukulan balok kayu mendarat di pantat mereka.
Setidaknya empat kali pukulan mereka rasakan secara bergiliran, di mana seorang karyawan wanita mulai merasa kesakitan.
Wanita itu mencoba melindungi pantatnya dengan tangan. Tapi, sang penghukum berkata; ”Singkirkan tangan Anda.”
Pihak Shanxi Rural Credit Co-operatives Union yang mengatur perbankan telah membentuk tim untuk menyelidiki insiden itu.
Gubernur dan Wakil Gubernur Bank telah ditangguhkan karena dianggap gagal melakukan pengawasan sehingga muncul kekerasan.
Para warga China pengguna media sosial meluapkan kemarahan atas praktik kekerasan sebagai metode pelatihan terhadap karyawan bank.
“Sejak kapan mengalahkan karyawan menjadi cara meningkatkan kinerja?," kecam salah satu pengguna Sina Weibo, media sosial mirip Twitter di China. Luapan kemarahan warga lain terhadap pihak bank juga terus bermunculan di media sosial.
Dalam pelatihan itu, para karyawan itu dihukum dengan dipukul di bagian pantat dengan balok kayu. Ada juga yang dihukum dengan mencukur rambut mereka.
Praktik kekerasan merupakan metode pelatihan di Changzhi Zhangze Rural Comercial Bank di China utara. Video pertama kali diunggah media China, People Daily.
Dua eksekutif di bank telah ditangguhkan. Lebih dari 200 karyawan bank menjalani pelatihan yang digelar pada hari Sabtu lalu.
Sang pelatih, Jiang Yang, telah meminta maaf atas tindakan yang memicu kemarahan tersebut. ”Pukulan itu menjadi model pelatihan. Saya telah mencoba selama bertahun-tahun,” katanya.
Video itu diduga diambil seseorang yang menonton latihan dengan menggunakan smartphone.
Dalam video tampak bahwa Jiang menegur delapan karyawan bank di atas panggung. Dia bertanya mengapa mereka menerima skor terendah dalam latihan.
Karyawan memberikan beberapa jawaban, seperti; ”Saya tidak memacu diri saya sendiri".
Ada juga yang menjawab; ”Saya tidak berkoordinasi dengan tim saya.” "Saya tidak memiliki keberanian."
Setelah mendengar beberapa jawaban itu, Jiang berujar; ”Siapkan pantat Anda.” Sesaat kemudian, pukulan balok kayu mendarat di pantat mereka.
Setidaknya empat kali pukulan mereka rasakan secara bergiliran, di mana seorang karyawan wanita mulai merasa kesakitan.
Wanita itu mencoba melindungi pantatnya dengan tangan. Tapi, sang penghukum berkata; ”Singkirkan tangan Anda.”
Pihak Shanxi Rural Credit Co-operatives Union yang mengatur perbankan telah membentuk tim untuk menyelidiki insiden itu.
Gubernur dan Wakil Gubernur Bank telah ditangguhkan karena dianggap gagal melakukan pengawasan sehingga muncul kekerasan.
Para warga China pengguna media sosial meluapkan kemarahan atas praktik kekerasan sebagai metode pelatihan terhadap karyawan bank.
“Sejak kapan mengalahkan karyawan menjadi cara meningkatkan kinerja?," kecam salah satu pengguna Sina Weibo, media sosial mirip Twitter di China. Luapan kemarahan warga lain terhadap pihak bank juga terus bermunculan di media sosial.
(mas)