Hillary Kembali Ungguli Trump dalam Jajak Pendapat
A
A
A
WASHINGTON - Hillary Clinton kembali unggul atas pesaing beratnya, Donald trump, dalam pertarungan menuju Amerika Serikat (AS) 1. Keunggulan ini didapat dalam jajak pendapat terbaru. Jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos ini dilakukan saat kedua kandidat menanggapi kasus penembakan massal terburuk dalam sejarah AS modern di Orlando.
Hasil jajak pendapat menunjukkan Hillary unggul 10,7 poin atas Trump. Jumlah ini turun dari sebelumnya yang mencapai 14,3 poin dari pekan lalu, tepat di hari kejadian penembakan massal yang menewaskan 49 orang, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/6/2016).
Atas kejadian penembakan massal di Orlando, Trump kembali mengkampanyekan proposal keamanannya. Ia juga mengatakan akan memblokir imigrasi ke AS dari negara manapun yang mempunyai sejarah terorisme terhadap AS dan sekutunya. Ia juga kembali mendengungkan larangan muslim masuk ke AS. Trump juga menyerukan langkah-langkah untuk mempersulit tersangka teroris untuk mendapatkan senjata api.
Sedangkan Hillary fokus untuk meningkatkan pengumpulan data intelijen, kekalahan ISIS, dan apa yang disebutnya jihadis radikal terorism. Ia pun menentang kecaman terhadap Muslim Amerika. Ia juga kembali mengulangi seruannya untuk pengendalian senjata yang lebih ketat, termasuk larangan senjata serbu.
Alhasil, jajak pendapat yang dilakukan selama lima hari itu rata-rata menunjukkan bahwa 45,5 persen pemilih Amerika cenderung mendukung Clinton, sementara 34,8 persen mendukung Trump, dan lain 19,7 persen tidak mendukung keduanya. Pada hari Minggu, dukungan Clinton berada di 46,6 persen, dibandingkan Trump 32,3 persen.
(Baca juga: Hillary Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat di AS)
Hasil jajak pendapat menunjukkan Hillary unggul 10,7 poin atas Trump. Jumlah ini turun dari sebelumnya yang mencapai 14,3 poin dari pekan lalu, tepat di hari kejadian penembakan massal yang menewaskan 49 orang, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/6/2016).
Atas kejadian penembakan massal di Orlando, Trump kembali mengkampanyekan proposal keamanannya. Ia juga mengatakan akan memblokir imigrasi ke AS dari negara manapun yang mempunyai sejarah terorisme terhadap AS dan sekutunya. Ia juga kembali mendengungkan larangan muslim masuk ke AS. Trump juga menyerukan langkah-langkah untuk mempersulit tersangka teroris untuk mendapatkan senjata api.
Sedangkan Hillary fokus untuk meningkatkan pengumpulan data intelijen, kekalahan ISIS, dan apa yang disebutnya jihadis radikal terorism. Ia pun menentang kecaman terhadap Muslim Amerika. Ia juga kembali mengulangi seruannya untuk pengendalian senjata yang lebih ketat, termasuk larangan senjata serbu.
Alhasil, jajak pendapat yang dilakukan selama lima hari itu rata-rata menunjukkan bahwa 45,5 persen pemilih Amerika cenderung mendukung Clinton, sementara 34,8 persen mendukung Trump, dan lain 19,7 persen tidak mendukung keduanya. Pada hari Minggu, dukungan Clinton berada di 46,6 persen, dibandingkan Trump 32,3 persen.
(Baca juga: Hillary Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat di AS)
(ian)