Korut Disebut Perluas Produksi Senjata Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah lembaga penelitian Amerika Serikat (AS) mengatakan, Korea Utara (Korut) kemungkinan secara signifikan memperluas produksi senjata nuklirnya. Korut disebut bisa menambahkan enam atau lebih senjata ke gudang senjata miliknya dalam 18 bulan terakhir.
Sebelumnya, Lembaga Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) yang berbasis di Washington tahun lalu memperkirakan Korut telah memiliki 10 sampai 16 senjata nuklir pada akhir 2014. Laporan ini kemudian direvisi oleh lembaga David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini.
Lembaga ini mengatakan, Korut kemungkinan telah menambah empat sampai enam senjata sejak saat itu, sehingga total mencapai 13 sampai 21 atau bahkan lebih. Laporan ini tidak memperhitungkan kemungkinan produksi tambahan yang berasal dari pabrik centrifuge kedua, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/6/2016).
"Meskipun demikian, laporan ini, meskipun tidak luas, menunjukkan bahwa kemampuan senjata nuklir Korut bisa jadi meningkat signifikan," kata laporan itu, menambahkan bahwa sebagian besar peningkatan senjata dapat dikaitkan dengan produksi uranium.
Laporan ini muncul seminggu setelah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Korut telah memulai kembali produksi bahan bakar plutonium. Hal ini menunjukkan Korut berencana untuk mengejar program senjata nuklirnya yang menyimpang dari sanksi internasional yang diikuti uji coba nuklir keempat di bulan Januari.
(Baca juga: AS Sebut Korut Produksi Ulang Plutonium untuk Bom Nuklir)
Sebelumnya, Lembaga Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) yang berbasis di Washington tahun lalu memperkirakan Korut telah memiliki 10 sampai 16 senjata nuklir pada akhir 2014. Laporan ini kemudian direvisi oleh lembaga David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini.
Lembaga ini mengatakan, Korut kemungkinan telah menambah empat sampai enam senjata sejak saat itu, sehingga total mencapai 13 sampai 21 atau bahkan lebih. Laporan ini tidak memperhitungkan kemungkinan produksi tambahan yang berasal dari pabrik centrifuge kedua, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/6/2016).
"Meskipun demikian, laporan ini, meskipun tidak luas, menunjukkan bahwa kemampuan senjata nuklir Korut bisa jadi meningkat signifikan," kata laporan itu, menambahkan bahwa sebagian besar peningkatan senjata dapat dikaitkan dengan produksi uranium.
Laporan ini muncul seminggu setelah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Korut telah memulai kembali produksi bahan bakar plutonium. Hal ini menunjukkan Korut berencana untuk mengejar program senjata nuklirnya yang menyimpang dari sanksi internasional yang diikuti uji coba nuklir keempat di bulan Januari.
(Baca juga: AS Sebut Korut Produksi Ulang Plutonium untuk Bom Nuklir)
(ian)