Netanyahu: Kami Tak Akan Terima Inisiatif Arab Asli
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan, pihaknya tidak akan menerima inisiatif Arab jika masih merujuk pada insiatif tahun 2002, atau insiatif Arab yang asli. Dirinya mengaku hanya akan menerima inisiatif itu jika sudah sesuai dengan permintaan Israel.
"Jika negara-negara Arab memahami fakta bahwa mereka perlu merevisi proposal Liga Arab sesuai dengan perubahan yang diajukan oleh Israel, maka kita bisa memulai pembicaraan," kata Netanyahu, saat melakukan rapat kabinet.
"Tapi, kalau mereka membawa proposal dari tahun 2002 dan mendefinisikannya sebagai 'ambil atau tinggalkan', kita akan memilih untuk meninggalkannya," sambungnya, seperti dilansir Harretz pada Selasa (14/6).
Pada tahun 2002, Liga Arab mengadopsi proposal perdamaian yang diajukan oleh Arab Saudi. Dimana, dalam proposal yang kemudian dikenal dengan nama inisiatif Arab ini berisi kesepakatan yang menguntungkan, baik pihak Palestina atau Israel.
Inisiatif menyatakan, jika Israel mencapai kesepakatan dengan Palestina tentang pembentukan negara Palestina berdasarkan garis batas 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya dan dengan pertukaran wilayah, dan menyetujui solusi bagi para pengungsi Palestina, maka semua negara Arab akan menandatangani perjanjian perdamaian dan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
"Jika negara-negara Arab memahami fakta bahwa mereka perlu merevisi proposal Liga Arab sesuai dengan perubahan yang diajukan oleh Israel, maka kita bisa memulai pembicaraan," kata Netanyahu, saat melakukan rapat kabinet.
"Tapi, kalau mereka membawa proposal dari tahun 2002 dan mendefinisikannya sebagai 'ambil atau tinggalkan', kita akan memilih untuk meninggalkannya," sambungnya, seperti dilansir Harretz pada Selasa (14/6).
Pada tahun 2002, Liga Arab mengadopsi proposal perdamaian yang diajukan oleh Arab Saudi. Dimana, dalam proposal yang kemudian dikenal dengan nama inisiatif Arab ini berisi kesepakatan yang menguntungkan, baik pihak Palestina atau Israel.
Inisiatif menyatakan, jika Israel mencapai kesepakatan dengan Palestina tentang pembentukan negara Palestina berdasarkan garis batas 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya dan dengan pertukaran wilayah, dan menyetujui solusi bagi para pengungsi Palestina, maka semua negara Arab akan menandatangani perjanjian perdamaian dan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
(esn)