Lawan Rusia, Polandia Rekrut 35 Ribu Personel Paramiliter
Lawan Rusia, Polandia Rekrut 35 Ribu Personel Paramiliter
A
A
A
WARSAWA - Polandia menyatakan akan merekrut sekitar 35 ribu orang untuk membentuk pasukan paramiliter yang kuat guna menghadapi Rusia. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Polandia, Antoni Macierewicz.
Dikutip dari laman BBC, Jumat (3/6/2016), pasukan paramiliter ini berasal dari masyarakat sipil yang dilatih dengan keterampilan militer. Hal ini dilakukan untuk menghadapi jenis perang hybrid yang menyebabakn bagian dari Ukraina melepaskan diri dan berjanji setia kepada Rusia.
Macierewicz mengatakan, bahwa perekrutan relawan untuk pasukan paramiliter yang akan ditempatkan dalam Angkatan Pertahanan Teroritorial ini dimulai pada bulan September mendatang.
Minggu depan ada beberapa unit paramiliter Polandia yang akan mengambil bagian dalam latihan militer defensif NATO di Polandia disebut Anaconda 2016.
Sebelumnya, pada bulan April lalu, Macierewicz mengatakan bahwa Polandia memerlukan Angkatan Perang Teritorial yang baru. Ia mengatakan, Polandia merasa terancam oleh aksi agresif Rusia.
"Sejak tahun 2008 Rusia secara sistematis intensif telah melakukan tindakan yang bertujuan mengganggu stabilitas tatanan damai di Eropa," kata Macierewicz kala itu.
Dikutip dari laman BBC, Jumat (3/6/2016), pasukan paramiliter ini berasal dari masyarakat sipil yang dilatih dengan keterampilan militer. Hal ini dilakukan untuk menghadapi jenis perang hybrid yang menyebabakn bagian dari Ukraina melepaskan diri dan berjanji setia kepada Rusia.
Macierewicz mengatakan, bahwa perekrutan relawan untuk pasukan paramiliter yang akan ditempatkan dalam Angkatan Pertahanan Teroritorial ini dimulai pada bulan September mendatang.
Minggu depan ada beberapa unit paramiliter Polandia yang akan mengambil bagian dalam latihan militer defensif NATO di Polandia disebut Anaconda 2016.
Sebelumnya, pada bulan April lalu, Macierewicz mengatakan bahwa Polandia memerlukan Angkatan Perang Teritorial yang baru. Ia mengatakan, Polandia merasa terancam oleh aksi agresif Rusia.
"Sejak tahun 2008 Rusia secara sistematis intensif telah melakukan tindakan yang bertujuan mengganggu stabilitas tatanan damai di Eropa," kata Macierewicz kala itu.
(ian)
Explore More