Hope Hicks, Wanita Cantik Senjata Trump Menuju Gedung Putih
A
A
A
NEW YORK - Wanita cantik bernama Hope Hicks, 27, adalah satu-satunya wanita muda di lingkaran politik Donald Trump. Dia menjadi “senjata” Trump ketika miliarder itu memutuskan maju menjadi calon Presiden Amerika Serikat (AS).
Hicks merupakan tokoh utama yang mengerjakan materi kampanye bakal calon presiden dari Partai Republik tersebut. Dia mengaku belum pulang sejak Thanksgiving demi memuluskan jalan Donald Trump menuju Gedung Putih.
Oleh Donald Trump, Hicks ditunjuk sebagai juru bicara atau sekretaris pers-nya. Dia hampir setiap saat menemani Donald Trump di jet pribadi dan membantu Trump untuk produktif berkampanye di Twitter.
Meski jadi “senjata” Trump, wanita ini berkomitmen “low profile”. Dia tidak aktif di akun media sosialnya sendiri serta tidak pernah muncul di televisi, termasuk melayani permintaan wawancara wartawan.
Keberadaan Hicks sebagai “wanita glamor misterius” di samping Trump telah menjadi teka-teki menjelang Pemilihan Presiden AS.
Hick resmi naik “gerbong” Trump pada bulan Agustus 2014. Dia ditunjuk untuk menangani public relation (PR), menangani koleksi busana putri Trump; Ivanka Trump, serta menangani beberapa resor Donald Trump.
Banyak orang mengatakakan secara sekilas, paras cantik Hicks mirip dengan model Hilary Rhoda.
Sebelum itu, Hicks bekerja di perusahaan PR Hiltzik Strategies yang berbasis New York City. Menurut Washington Post, Perusahaan ini bekerja untuk organisasi para pengusaha miliarder.
Wanita muda lulusan univeritas di Greenwich, Connecticut ini sejatinya tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya.
”Trump menatap saya dan berkata, ‘Saya sedang berpikir untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dan Anda akan menjadi sekretaris pers saya’," kata Hicks kepada majalah New York dalam sebuah wawancara langka baru-baru ini.
Enam bulan kemudian, Hicks menemukan dirinya bekerja pada jam awal pagi bersama manajer kampanye Corey Lewandowski sebagai pasangan yang disiapkan untuk pengumuman kampanye Donald Trump di lobi Trump Tower.
Sampai saat ini, Hicks telah hampir sepenuhnya bertanggung jawab atas penanganan media Trump.
Dia dan Lewandowski, 42, berada di antara inti dari enam staf di lingkaran kampanye Donald Trump, yang secara tak terduga jalannya mulus dalam bursa capres AS dari Partai Republik.
Menjadi juru bicara dari bakal capres yang kontroversial tidak mudah bagi Hicks untuk menghadapi para wartawan. Bulan lalu, Hicks dan Lewandowski didakwa menyerang seorang reporter perempuan yang beteriak di jalanan Manhattan.
Seiring kerasnya rivalitas Trump dan Hillary Clinton—bakal capres AS dari Partai Demokrat—tidak mengherankan jika Hicks memilih untuk tidak menanggapi beberapa permintaan komentar dari Trump baik via email maupun di depan publik.
Hicks yang setia dalam perjuangan Trump menuju Gedung Putih disebut-sebut akan duduk manis di Oval Office pada tahun 2017 atau menjadi pejabat penting di kantor Presiden AS jika Trump menang Pilpres AS.
Hicks merupakan tokoh utama yang mengerjakan materi kampanye bakal calon presiden dari Partai Republik tersebut. Dia mengaku belum pulang sejak Thanksgiving demi memuluskan jalan Donald Trump menuju Gedung Putih.
Oleh Donald Trump, Hicks ditunjuk sebagai juru bicara atau sekretaris pers-nya. Dia hampir setiap saat menemani Donald Trump di jet pribadi dan membantu Trump untuk produktif berkampanye di Twitter.
Meski jadi “senjata” Trump, wanita ini berkomitmen “low profile”. Dia tidak aktif di akun media sosialnya sendiri serta tidak pernah muncul di televisi, termasuk melayani permintaan wawancara wartawan.
Keberadaan Hicks sebagai “wanita glamor misterius” di samping Trump telah menjadi teka-teki menjelang Pemilihan Presiden AS.
Hick resmi naik “gerbong” Trump pada bulan Agustus 2014. Dia ditunjuk untuk menangani public relation (PR), menangani koleksi busana putri Trump; Ivanka Trump, serta menangani beberapa resor Donald Trump.
Banyak orang mengatakakan secara sekilas, paras cantik Hicks mirip dengan model Hilary Rhoda.
Sebelum itu, Hicks bekerja di perusahaan PR Hiltzik Strategies yang berbasis New York City. Menurut Washington Post, Perusahaan ini bekerja untuk organisasi para pengusaha miliarder.
Wanita muda lulusan univeritas di Greenwich, Connecticut ini sejatinya tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya.
”Trump menatap saya dan berkata, ‘Saya sedang berpikir untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dan Anda akan menjadi sekretaris pers saya’," kata Hicks kepada majalah New York dalam sebuah wawancara langka baru-baru ini.
Enam bulan kemudian, Hicks menemukan dirinya bekerja pada jam awal pagi bersama manajer kampanye Corey Lewandowski sebagai pasangan yang disiapkan untuk pengumuman kampanye Donald Trump di lobi Trump Tower.
Sampai saat ini, Hicks telah hampir sepenuhnya bertanggung jawab atas penanganan media Trump.
Dia dan Lewandowski, 42, berada di antara inti dari enam staf di lingkaran kampanye Donald Trump, yang secara tak terduga jalannya mulus dalam bursa capres AS dari Partai Republik.
Menjadi juru bicara dari bakal capres yang kontroversial tidak mudah bagi Hicks untuk menghadapi para wartawan. Bulan lalu, Hicks dan Lewandowski didakwa menyerang seorang reporter perempuan yang beteriak di jalanan Manhattan.
Seiring kerasnya rivalitas Trump dan Hillary Clinton—bakal capres AS dari Partai Demokrat—tidak mengherankan jika Hicks memilih untuk tidak menanggapi beberapa permintaan komentar dari Trump baik via email maupun di depan publik.
Hicks yang setia dalam perjuangan Trump menuju Gedung Putih disebut-sebut akan duduk manis di Oval Office pada tahun 2017 atau menjadi pejabat penting di kantor Presiden AS jika Trump menang Pilpres AS.
(mas)