Kepala Gereja di Jerman Minta Islam Diajarkan di Seluruh Sekolah
A
A
A
BERLIN - Kepala Gereja Protestan di Jerman, Uskup Heinrich Bedforf-Storhm, menyerukan agar Islam diajarkan di sekolah-sekolah negeri di seluruh Jerman. Tujuannya, untuk mencegah kaum muda Muslim tergoda kelompok fundamentalis.
Uskup Heinrich Bedford-Strohm mengatakan kepada surat kabar Heilbronner Stimme, bahwa mengajarkan Islam di sekolah-sekolah negeri akan memberikan pelajar Muslim kesempatan untuk mengambil pendekatan kritis terhadap agama mereka sendiri.
Tujuh dari 16 negara bagian Jerman menawarkan beberapa bentuk kelas-kelas agama Islam di sekolah-sekolah mereka, mirip dengan kelas-kelas agama Protestan yang sudah diterapkan.
Jerman memiliki sekitar empat juta penduduk Muslim, sekitar lima persen dari total penduduk di negara itu.
Gejala Islamophobia mulai bemunculan di Jerman sejak serangan militan di Eropa dan kedatangan lebih dari satu juta migran tahun lalu. Kedatangan migran yang sebagian besar warga Muslim itu memicu penolakan kelompok anti-imigrasi Jerman (AFD).
Bedford-Strohm mengatakan semua agama di Jerman harus kompatibel dengan konstitusi demokrasi di negara itu.
"Toleransi, kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani harus berlaku untuk semua agama,” katanya dalam wawancara dengan media Jerman tersebut, yang dikutip Reuters, Minggu (29/5/2016).
Dia mengatakan asosiasi Islam di Jerman harus bertanggung jawab untuk program studi ini dan berharap bahwa mereka akan mengorganisir diri untuk menjadi mitra untuk negara Jerman.
Uskup Heinrich Bedford-Strohm mengatakan kepada surat kabar Heilbronner Stimme, bahwa mengajarkan Islam di sekolah-sekolah negeri akan memberikan pelajar Muslim kesempatan untuk mengambil pendekatan kritis terhadap agama mereka sendiri.
Tujuh dari 16 negara bagian Jerman menawarkan beberapa bentuk kelas-kelas agama Islam di sekolah-sekolah mereka, mirip dengan kelas-kelas agama Protestan yang sudah diterapkan.
Jerman memiliki sekitar empat juta penduduk Muslim, sekitar lima persen dari total penduduk di negara itu.
Gejala Islamophobia mulai bemunculan di Jerman sejak serangan militan di Eropa dan kedatangan lebih dari satu juta migran tahun lalu. Kedatangan migran yang sebagian besar warga Muslim itu memicu penolakan kelompok anti-imigrasi Jerman (AFD).
Bedford-Strohm mengatakan semua agama di Jerman harus kompatibel dengan konstitusi demokrasi di negara itu.
"Toleransi, kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani harus berlaku untuk semua agama,” katanya dalam wawancara dengan media Jerman tersebut, yang dikutip Reuters, Minggu (29/5/2016).
Dia mengatakan asosiasi Islam di Jerman harus bertanggung jawab untuk program studi ini dan berharap bahwa mereka akan mengorganisir diri untuk menjadi mitra untuk negara Jerman.
(mas)