Hendak Kunjungi Hiroshima, Obama Tolak Minta Maaf soal Bom Atom
A
A
A
TOKYO - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, berikeras menolak meminta maaf atas keputusan AS menjatuhkan bom atom pada akhir Perang Dunia II, ketika mengunjungi Hiroshima, Jepang, pada 27 Mei 2016 nanti.
Jika rencana kunjungan itu terealisasi, maka Obama akan jadi presiden pertama AS yang mengunjungi Hiroshima.
Penolakan Obama untuk meminta maaf kepada warga Hiroshima dan Nagasaki korban bom atom AS itu dia sampaikan dalam wawancaranya dengan lembaga penyiaran publik Jepang, NHK.
Obama semula ditanya, apakah dia akan memasukkan kata “minta maaf” dalam pidato sambutannya ketika mengunjungi Hiroshima.
Obama lantas menjawab; ”Tidak, karena saya berpikir itu penting untuk mengakui bahwa itu terjadi di tengah-tengah perang, para pemimpin membuat segala macam keputusan.”
”Itu pekerjaan sejarawan untuk mengajukan pertanyaan dan memeriksanya, tapi saya tahu sebagai seseorang yang kini telah duduk di posisi ini (Presiden AS) selama tujuh setengah tahun terakhir, bahwa setiap pemimpin membuat keputusan yang sangat sulit, terutama selama waktu perang,” kata Obama, yang dilansir Senin (23/5/2016).
AS menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Total korban tewas diperkirakan mencapai 140 ribu jiwa.
Selain itu, tidak sedikit korban cedera atau terpapar radiasi nuklir dalam seminggu, sebulan dan setahun setelah bom atom dijatuhkan.
Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki selatan dijatuhi bom atom tiga hari kemudian. Korban tewas kala itu mencapai sekitar 74 ribu jiwa.
Jika rencana kunjungan itu terealisasi, maka Obama akan jadi presiden pertama AS yang mengunjungi Hiroshima.
Penolakan Obama untuk meminta maaf kepada warga Hiroshima dan Nagasaki korban bom atom AS itu dia sampaikan dalam wawancaranya dengan lembaga penyiaran publik Jepang, NHK.
Obama semula ditanya, apakah dia akan memasukkan kata “minta maaf” dalam pidato sambutannya ketika mengunjungi Hiroshima.
Obama lantas menjawab; ”Tidak, karena saya berpikir itu penting untuk mengakui bahwa itu terjadi di tengah-tengah perang, para pemimpin membuat segala macam keputusan.”
”Itu pekerjaan sejarawan untuk mengajukan pertanyaan dan memeriksanya, tapi saya tahu sebagai seseorang yang kini telah duduk di posisi ini (Presiden AS) selama tujuh setengah tahun terakhir, bahwa setiap pemimpin membuat keputusan yang sangat sulit, terutama selama waktu perang,” kata Obama, yang dilansir Senin (23/5/2016).
AS menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Total korban tewas diperkirakan mencapai 140 ribu jiwa.
Selain itu, tidak sedikit korban cedera atau terpapar radiasi nuklir dalam seminggu, sebulan dan setahun setelah bom atom dijatuhkan.
Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki selatan dijatuhi bom atom tiga hari kemudian. Korban tewas kala itu mencapai sekitar 74 ribu jiwa.
(mas)