Tolak Inisiatif Prancis, Abbas Tuding Netanyahu Undang ISIS
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima inisiatif Prancis terkait upaya damai kedua negara. Menurut Abbas setiap penolakan yang dilontarkan Netanyahu merupakan undangan bagi ISIS dan al-Nusra untuk datang ke Israel dan Palestina.
Abbas menuturkan insiatif Prancis adalah kesempatan terbaik untuk menghidupkan kembali upaya damai antara Israel dan Palestina. Penolakan yang dilonatarkan Netanyahu, lanjut Abbas sama saja dengan mematikan kesempatan tersebut, dan setiap kegagalan untuk menghidupkan upaya damai akan membawa ISIS semakin dekat ke Israel dan juga Palestina.
"Jika kita tidak menghidupkan kembali proses perdamaian, kekerasan dan radikalisme dari Suriah akan datang ke sini. ISIS dan al-Nusra akan datang ke Israel dan juga Tepi Barat," kata Abbas, seperti dilansir Breitbart pada Rabu (18/5).
Netanyahu memang menegaskan bahwa dirinya tidak akan menerima inisiatif lain selain negosiasi langsung antara Israel dan Palestina. Dirinya juga menyebut konfrensi yang digawangi Prancis itu akan memberikan Palestina peluang yang akan digunakan untuk menghindari permintaan agar Palestina mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi
Sementara itu, di kesempatan yang sama Abbas juga mengakui bahwa ada beberapa media di Palestina yang menyampaikan hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap warga Israel. Dirinya menyatakan penyesalan atas hal tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang ada, Abbas menyarankan untuk kembali dihidupkan kembali komisi anti-hasutan yang dibentuk 16 tahun lalu. Komisi ini diketauai oleh Amerika Serikat (AS).
"Mari kita memecahkan masalah dan menghidupkan kembali komisi anti-hasutan yang disepakati antara Israel dan Otoritas Palestina 16 tahun yang lalu. Komisi yang diketuai oleh AS akan menentukan apa yang perlu dikoreksi," imbuhnya.
Abbas menuturkan insiatif Prancis adalah kesempatan terbaik untuk menghidupkan kembali upaya damai antara Israel dan Palestina. Penolakan yang dilonatarkan Netanyahu, lanjut Abbas sama saja dengan mematikan kesempatan tersebut, dan setiap kegagalan untuk menghidupkan upaya damai akan membawa ISIS semakin dekat ke Israel dan juga Palestina.
"Jika kita tidak menghidupkan kembali proses perdamaian, kekerasan dan radikalisme dari Suriah akan datang ke sini. ISIS dan al-Nusra akan datang ke Israel dan juga Tepi Barat," kata Abbas, seperti dilansir Breitbart pada Rabu (18/5).
Netanyahu memang menegaskan bahwa dirinya tidak akan menerima inisiatif lain selain negosiasi langsung antara Israel dan Palestina. Dirinya juga menyebut konfrensi yang digawangi Prancis itu akan memberikan Palestina peluang yang akan digunakan untuk menghindari permintaan agar Palestina mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi
Sementara itu, di kesempatan yang sama Abbas juga mengakui bahwa ada beberapa media di Palestina yang menyampaikan hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap warga Israel. Dirinya menyatakan penyesalan atas hal tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang ada, Abbas menyarankan untuk kembali dihidupkan kembali komisi anti-hasutan yang dibentuk 16 tahun lalu. Komisi ini diketauai oleh Amerika Serikat (AS).
"Mari kita memecahkan masalah dan menghidupkan kembali komisi anti-hasutan yang disepakati antara Israel dan Otoritas Palestina 16 tahun yang lalu. Komisi yang diketuai oleh AS akan menentukan apa yang perlu dikoreksi," imbuhnya.
(esn)