Hillary Serang Trump soal Larangan Muslim hingga Nuklir
A
A
A
KENTUCKY - Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat; Hillary Clinton, “menyerang” rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, soal kebijakan luar negeri. Hillary mengecam kebijakan Trump mulai soal larangan warga Muslim asing masuk AS hingga pembiaran negara-negara lain memiliki senjata nuklir.
Kecaman Hillary muncul dalam kampanyenya di Kentucky. Menurutnya, sikap Trump yang akan melarang warga Muslim asing masuk AS membuat AS sulit bekerjasama dengan negara-negara Timur Tengah.
”Bagaimana kita membangun sebuah koalisi untuk mengalahkan ISIS ketika anggota koalisi adalah negara-negara mayoritas Muslim? Jadi apa yang dikatakan Trump tentang kebijakan luar negeri tidak hanya menyinggung, (tapi) itu berbahaya,” katanya, seperti dikutip IB Times, Selasa (17/5/2016).
Lebih lanjut, istri mantan Presiden Bill Clinton ini mempertanyakan gagasan Trump yang ingin membiarkan banyak negara memiliki senjata nuklir.
”Saya tidak berpikir kebanyakan orang Amerika ingin ‘melonggarkan meriam’ di Oval Office. Dan ketika dia mengatakan bahwa dia ingin lebih banyak negara memiliki senjata nuklir, ketika dia mengatakan bahwa dia ingin kita menggunakan senjata nuklir terhadap ISIS yang itu bukan negara,” ujar Hillary.
“Ketika dia akan menarik diri kita keluar dari NATO, yang merupakan aliansi militer yang paling penting, itu tidak hanya menaikkan bendera merah yang menimbulkan sinyal bahaya, (tapi juga) bahwa orang-orang harus memperhatikan,” imbuh Hillary.
Kecaman Hillary muncul dalam kampanyenya di Kentucky. Menurutnya, sikap Trump yang akan melarang warga Muslim asing masuk AS membuat AS sulit bekerjasama dengan negara-negara Timur Tengah.
”Bagaimana kita membangun sebuah koalisi untuk mengalahkan ISIS ketika anggota koalisi adalah negara-negara mayoritas Muslim? Jadi apa yang dikatakan Trump tentang kebijakan luar negeri tidak hanya menyinggung, (tapi) itu berbahaya,” katanya, seperti dikutip IB Times, Selasa (17/5/2016).
Lebih lanjut, istri mantan Presiden Bill Clinton ini mempertanyakan gagasan Trump yang ingin membiarkan banyak negara memiliki senjata nuklir.
”Saya tidak berpikir kebanyakan orang Amerika ingin ‘melonggarkan meriam’ di Oval Office. Dan ketika dia mengatakan bahwa dia ingin lebih banyak negara memiliki senjata nuklir, ketika dia mengatakan bahwa dia ingin kita menggunakan senjata nuklir terhadap ISIS yang itu bukan negara,” ujar Hillary.
“Ketika dia akan menarik diri kita keluar dari NATO, yang merupakan aliansi militer yang paling penting, itu tidak hanya menaikkan bendera merah yang menimbulkan sinyal bahaya, (tapi juga) bahwa orang-orang harus memperhatikan,” imbuh Hillary.
(mas)