Remaja Australia Rencanakan Serangan Teroris di Sydney
A
A
A
SYDNEY - Pihak kepolisian Australia menangkap seorang remaja yang diduga merencanakan serangan teroris di Sydney. Remaja berusia 18 tahun itu juga akan dikenakan sejumlah tuduhan lain.
Kepolisian Federal Australia mengatakan, remaja tersebut dihadapkan pada tuduhan mempersiapkan diri untuk memasuki negara asing untuk terlibat dalam kegiatan permusuhan. Tuduhan tersebut sejalan dengan upayanya melakukan perjalanan ke Suriah. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup.
"Rencana serangan itu akan dilakukan saat ini dan kami akan mengatakan bahwa serangan itu mungkin akan segera terjadi," Wakil Komisaris Polisi New South Wales, Catherine Bakar, mengatakannya kepada wartawan, seperti disitat dari News24, Selasa (17/5/2016).
Pihak kepolisian juga menyatakan remaja tersebut telah berencana untuk mendapatkan senjata api. Diyakini ia bekerja sendirian dan penangkapan terhadapnya telah menggagalkan rencana aksi terornya.
Pihak kepolisian Australia sendiri telah memantau remaja tersebut sejak tahun lalu. Ia ditangkap di bandara Sydney pada bulan Februari ketika mencoba melakukan perjalanan ke Suriah. Otoritas keamanan Australia pun telah membatalkan paspornya dan mencegahnya meninggalkan negara itu.
Pemerintah Australia sendiri telah meningkatkan tingkat ancaman teror pada tahun 2014. Hal itu dilakukan dalam menanggapi ancaman dalam negeri yang ditimbulkan oleh ISIS. Kebijakan ini diiringi dengan puluhan penggerebekan untuk menggagalkan rencana teror.
Kepolisian Federal Australia mengatakan, remaja tersebut dihadapkan pada tuduhan mempersiapkan diri untuk memasuki negara asing untuk terlibat dalam kegiatan permusuhan. Tuduhan tersebut sejalan dengan upayanya melakukan perjalanan ke Suriah. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup.
"Rencana serangan itu akan dilakukan saat ini dan kami akan mengatakan bahwa serangan itu mungkin akan segera terjadi," Wakil Komisaris Polisi New South Wales, Catherine Bakar, mengatakannya kepada wartawan, seperti disitat dari News24, Selasa (17/5/2016).
Pihak kepolisian juga menyatakan remaja tersebut telah berencana untuk mendapatkan senjata api. Diyakini ia bekerja sendirian dan penangkapan terhadapnya telah menggagalkan rencana aksi terornya.
Pihak kepolisian Australia sendiri telah memantau remaja tersebut sejak tahun lalu. Ia ditangkap di bandara Sydney pada bulan Februari ketika mencoba melakukan perjalanan ke Suriah. Otoritas keamanan Australia pun telah membatalkan paspornya dan mencegahnya meninggalkan negara itu.
Pemerintah Australia sendiri telah meningkatkan tingkat ancaman teror pada tahun 2014. Hal itu dilakukan dalam menanggapi ancaman dalam negeri yang ditimbulkan oleh ISIS. Kebijakan ini diiringi dengan puluhan penggerebekan untuk menggagalkan rencana teror.
(ian)