Imbas Tewasnya Personel Navy Seal, AS Perbanyak Pasukan di Irak
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter menuturkan, pihaknya akan melipatgandakan jumlah pasukan AS di Irak. Ini merupakan respon atas kematian anggota Navy SEAL, Charles Keating IV yang tewas oleh serangan bom bunuh diri ISIS.
Charlie Keating IV, seperti diberitakan sebelumnya, tewas saat ISIS melakukan serangan terhadap sebuah konvoi pasukan di Irak utara. Serangan yang diawali oleh aksi bom bunuh diri itu menargetkan rombongan pasukan Kurdi, yang turut membawa pasukan AS.
Carter dalam sebuah pernyataan mengatakan, bukan hanya AS yang akan melipatgandakan pasukannya di Irak, atau juga mungkin Suriah. Melainkan seluruh anggota dari koalisi internasional melawan ISIS.
Dirinya memperingatakan kepada anggota koalisi pimpinan AS, bahwa tantangan untuk mengalahkan ISIS semakin hari akan semakin berat. Oleh karena itu, upaya lebih harus dilakukan, termasuk meningkatkan jumlah pasukan dan alat-alat militer di Irak, dan mungkin Suriah.
"Risiko ini akan terus berlanjut, namun membiarkan ISIS untuk mendapatkan perlindungan akan membawa risiko yang lebih besar bagi kita semua," kata Carter, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (5/5).
"Kami juga sepakat bahwa semua teman-teman dan sekutu di koalisi kontra-Daesh dapat dan harus berbuat lebih banyak, baik untuk menghadapi Daesh di Irak dan Suriah dan metastasis di tempat lain," sambungnya, paska melakukan pertemuan dengan Menhan Prancis, Inggris dan Jerman.
Charlie Keating IV, seperti diberitakan sebelumnya, tewas saat ISIS melakukan serangan terhadap sebuah konvoi pasukan di Irak utara. Serangan yang diawali oleh aksi bom bunuh diri itu menargetkan rombongan pasukan Kurdi, yang turut membawa pasukan AS.
Carter dalam sebuah pernyataan mengatakan, bukan hanya AS yang akan melipatgandakan pasukannya di Irak, atau juga mungkin Suriah. Melainkan seluruh anggota dari koalisi internasional melawan ISIS.
Dirinya memperingatakan kepada anggota koalisi pimpinan AS, bahwa tantangan untuk mengalahkan ISIS semakin hari akan semakin berat. Oleh karena itu, upaya lebih harus dilakukan, termasuk meningkatkan jumlah pasukan dan alat-alat militer di Irak, dan mungkin Suriah.
"Risiko ini akan terus berlanjut, namun membiarkan ISIS untuk mendapatkan perlindungan akan membawa risiko yang lebih besar bagi kita semua," kata Carter, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (5/5).
"Kami juga sepakat bahwa semua teman-teman dan sekutu di koalisi kontra-Daesh dapat dan harus berbuat lebih banyak, baik untuk menghadapi Daesh di Irak dan Suriah dan metastasis di tempat lain," sambungnya, paska melakukan pertemuan dengan Menhan Prancis, Inggris dan Jerman.
(esn)