Usai Bebaskan 10 WNI dari Abu Sayyaf, MNLF Siap Tolong Sandera Lain
A
A
A
MANILA - Usai membantu membebaskan sepuluh warga negara Indonesia (WNI) dari penyanderaan Abu Sayyaf, Moro National Liberation Front (MNLF) Filipina siap menolong sandera tersisa lainnya.
Ketua Diplomasi dan Advokasi Perdamaian MNLF, Dr. Samsula Adju, mengatakan kepada Inquirer bahwa mereka telah mempelajari langkah-langkah untuk membantu menyelamatkan tiga sandera yang diancam akan dipenggal Abu Sayyaf. Ketiga sandera itu adalah Robert Hall asal Kanada, Kjartan Sekkingstad asal Norwegia, dan Maritess Flor asal Filipina.
”Kami ingin membantu dalam pembebasan mereka,” kata Adju, yang dilansir Kamis (5/5/2016).
Tapi Adju menjelaskan bahwa MNLF tidak mempertimbangkan konfrontasi bersenjata dengan Abu Sayyaf.
”MNLF akan mencoba yang terbaik lagi untuk melakukan negosiasi damai dengan pimpinan ASG (Abu Sayyaf Group) untuk menghindari pertumpahan darah dan kesalahpahaman,” katanya.
“Negosiasi adalah ukuran terbaik untuk mengatasi masalah perdamaian dan keamanan provinsi. Opsi militer, saya pikir bukanlah solusi,” lanjut dia.
Dalam video terbaru yang dirilis oleh Abu Sayyaf, para sandera memohon militer Filipina untuk berhenti melakukan operasi. Para sandera mengaku membutuhkan bantuan.
”Tolong berhenti menembaki kami, mencoba untuk membunuh kami. Orang-orang ini akan melakukan pekerjaan yang baik. Untuk pemerintah Kanada, saya memberitahukan pada Anda untuk memenuhi tuntutan,” kata Hall dalam video itu.
“Saya tidak tahu apa yang Anda lakukan, tapi Anda tidak melakukan apa-apa bagi kami. John (Ridsdel) sudah dikorbankan, keluarganya telah hancur dan saya tidak yakin mengapa atau apa yang Anda tunggu,” lanjut Hall.
Sandera asal Filipina juga memohon bantuan serupa pada Pemerintah Presiden Aquino. Begitu juga dengan sandera asal Norwegia.
Ketua Diplomasi dan Advokasi Perdamaian MNLF, Dr. Samsula Adju, mengatakan kepada Inquirer bahwa mereka telah mempelajari langkah-langkah untuk membantu menyelamatkan tiga sandera yang diancam akan dipenggal Abu Sayyaf. Ketiga sandera itu adalah Robert Hall asal Kanada, Kjartan Sekkingstad asal Norwegia, dan Maritess Flor asal Filipina.
”Kami ingin membantu dalam pembebasan mereka,” kata Adju, yang dilansir Kamis (5/5/2016).
Tapi Adju menjelaskan bahwa MNLF tidak mempertimbangkan konfrontasi bersenjata dengan Abu Sayyaf.
”MNLF akan mencoba yang terbaik lagi untuk melakukan negosiasi damai dengan pimpinan ASG (Abu Sayyaf Group) untuk menghindari pertumpahan darah dan kesalahpahaman,” katanya.
“Negosiasi adalah ukuran terbaik untuk mengatasi masalah perdamaian dan keamanan provinsi. Opsi militer, saya pikir bukanlah solusi,” lanjut dia.
Dalam video terbaru yang dirilis oleh Abu Sayyaf, para sandera memohon militer Filipina untuk berhenti melakukan operasi. Para sandera mengaku membutuhkan bantuan.
”Tolong berhenti menembaki kami, mencoba untuk membunuh kami. Orang-orang ini akan melakukan pekerjaan yang baik. Untuk pemerintah Kanada, saya memberitahukan pada Anda untuk memenuhi tuntutan,” kata Hall dalam video itu.
“Saya tidak tahu apa yang Anda lakukan, tapi Anda tidak melakukan apa-apa bagi kami. John (Ridsdel) sudah dikorbankan, keluarganya telah hancur dan saya tidak yakin mengapa atau apa yang Anda tunggu,” lanjut Hall.
Sandera asal Filipina juga memohon bantuan serupa pada Pemerintah Presiden Aquino. Begitu juga dengan sandera asal Norwegia.
(mas)