Soal Dukungan Parlemen Inggris untuk Papua Merdeka, Ini Kata Kemlu
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia memberikan respon atas kabar yang beredar mengenai adanya pertemuan antara kelompok pro Papua Merdeka dengan Parlemen Inggris. Menurut kelompok tersebut, Parlemen Inggris memberikan dukungan bagi pembebasan Papua.
Juru bicara Kemenlu, Arrmanantha Nassir menuturkan, memang benar ada pertemuan semacam itu. Tapi, bukan pertemuan antara organisasi tersebut, dengan Parlemen Inggris, melainkan dengan sejumlah anggota Parlemen Inggris, yang datang atas nama pribadi, bukan atas nama Parlemen.
"Itu bukan pertemuan Parlemen Inggris dan juga bukan pertemuan Parlemen Dunia ya. Itu kan ada di bawah IPO, itu semacam pertemuan organisasi yang saya tidak tahu bentuknya seperti apa dan dukungannya seperti apa. Yang kita ketahui adalah kemarin ikut serta dalam melaksanakan pertemuan itu adalah anggota Parlemen Inggris secara individu yang saya bilang merupakan‎ back benchers, itu adalah anggota parlemen yang tidak dihitung karena duduknya di belakang dan tidak penting," ucap Arrmanantha pada Rabu (4/5).
Dirinya menambahkan, bahwa isu menjadi besar karena diolah sedemikian rupa oleh kelompok Benny Wenda, yang memang sangat menginginkan Papua lepas dari pelukan Indonesia. Benny Wenda sendiri diketahui sudah "kabur' ke Inggris sejak 2003 lalu.
"Jadi mereka back benchers, bukan pertemuan besar, dan itu dimanfaatkan oleh kelompoknya Benny Wenda. Itu hanya murni untuk cari publikasi. Kalau ngomong di situ katanya ada Perdana Menteri Tonga, nah itu kebetulan PM Tonga lagi melakukan kunjungan ke Inggris. Dan ini bukan posisi resmi pemerintah Inggris. Mereka sama sekali tidak mendukung gerakan yang dilakukan oleh Benny Wenda," sambungnya.
Juru bicara Kemenlu, Arrmanantha Nassir menuturkan, memang benar ada pertemuan semacam itu. Tapi, bukan pertemuan antara organisasi tersebut, dengan Parlemen Inggris, melainkan dengan sejumlah anggota Parlemen Inggris, yang datang atas nama pribadi, bukan atas nama Parlemen.
"Itu bukan pertemuan Parlemen Inggris dan juga bukan pertemuan Parlemen Dunia ya. Itu kan ada di bawah IPO, itu semacam pertemuan organisasi yang saya tidak tahu bentuknya seperti apa dan dukungannya seperti apa. Yang kita ketahui adalah kemarin ikut serta dalam melaksanakan pertemuan itu adalah anggota Parlemen Inggris secara individu yang saya bilang merupakan‎ back benchers, itu adalah anggota parlemen yang tidak dihitung karena duduknya di belakang dan tidak penting," ucap Arrmanantha pada Rabu (4/5).
Dirinya menambahkan, bahwa isu menjadi besar karena diolah sedemikian rupa oleh kelompok Benny Wenda, yang memang sangat menginginkan Papua lepas dari pelukan Indonesia. Benny Wenda sendiri diketahui sudah "kabur' ke Inggris sejak 2003 lalu.
"Jadi mereka back benchers, bukan pertemuan besar, dan itu dimanfaatkan oleh kelompoknya Benny Wenda. Itu hanya murni untuk cari publikasi. Kalau ngomong di situ katanya ada Perdana Menteri Tonga, nah itu kebetulan PM Tonga lagi melakukan kunjungan ke Inggris. Dan ini bukan posisi resmi pemerintah Inggris. Mereka sama sekali tidak mendukung gerakan yang dilakukan oleh Benny Wenda," sambungnya.
(esn)