Personel Pasukan Khusus AS Tewas di Tangan ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Seorang anggota Navy SEAL, yang merupakan salah satu pasukan khusus Amerika Serikat (AS) dilaporkan tewas saat terlibat pertempuran dengan ISIS di Irak. Tewasnya anggota Navy SEAL ini juga memunculkan dugaan bahwa AS meningkatkan kehadiran pasukan di Irak.
Anggota Navy SEAL yang diketahui bernama Charlie Keating IV tewas saat ISIS melakukan serangan terhadap sebuah konvoi pasukan di Irak utara. Serangan yang diawali oleh aksi bom bunuh diri itu menargetkan rombongan pasukan Kurdi, yang turut membawa pasukan AS.
Melansir Arutz Sheva, ini adalah ketiga kalinya seorang tentara AS telah tewas dalam pertempuran sejak AS meluncurkan sebuah koalisi internasional untuk memerangi kelompok ISIS pada bulan Agustus 2014.
Sejak awal kampanye, militer AS dan mitra koalisinya telah meluncurkan lebih dari 12.000 serangan udara terhadap ISIS, dan Pentagon telah menempatkan sekitar 5.000 tentara di Irak.
Pengamat dari Center for a New American Security. Nich Heras menuturkan kematian seorang prajurit merupakan konsekuensi dari keterlibatan langsung AS di Irak atau di daerah konflik lainnya. Walaupun, AS telah mengaku hanya menempatkan sedikit pasukan di wilayah tersebut.
"Meskipun AS telah menerapkan kebijakan untuk mencoba untuk meminimalkan jumlah pasukan tempur di darat, di akhir hari tentara-tentara ini tetap akan bertugas dilapangan, dan tentu saja akan jatuh korban," ucapnya.
Anggota Navy SEAL yang diketahui bernama Charlie Keating IV tewas saat ISIS melakukan serangan terhadap sebuah konvoi pasukan di Irak utara. Serangan yang diawali oleh aksi bom bunuh diri itu menargetkan rombongan pasukan Kurdi, yang turut membawa pasukan AS.
Melansir Arutz Sheva, ini adalah ketiga kalinya seorang tentara AS telah tewas dalam pertempuran sejak AS meluncurkan sebuah koalisi internasional untuk memerangi kelompok ISIS pada bulan Agustus 2014.
Sejak awal kampanye, militer AS dan mitra koalisinya telah meluncurkan lebih dari 12.000 serangan udara terhadap ISIS, dan Pentagon telah menempatkan sekitar 5.000 tentara di Irak.
Pengamat dari Center for a New American Security. Nich Heras menuturkan kematian seorang prajurit merupakan konsekuensi dari keterlibatan langsung AS di Irak atau di daerah konflik lainnya. Walaupun, AS telah mengaku hanya menempatkan sedikit pasukan di wilayah tersebut.
"Meskipun AS telah menerapkan kebijakan untuk mencoba untuk meminimalkan jumlah pasukan tempur di darat, di akhir hari tentara-tentara ini tetap akan bertugas dilapangan, dan tentu saja akan jatuh korban," ucapnya.
(esn)