Presiden Filipina: Abu Sayyaf Hanya Mengerti Bahasa Kekerasan
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Benigno Aquino, untuk pertama kalinya bereaksi secara terbuka atas pemenggalan kepala seorang sandera Kanada oleh militan Abu Sayyaf. Ia bersumpah akan mencurahkan seluruh energinya untuk memberangus kelompok tersebut, sebelum lengser sebagai presiden.
"Jadi ke ASG (Abu Sayyaf Grup) dan siapa pun yang membantu atau bersekongkol dengan mereka, Anda telah memilih hanya bahasa kekuatan dan kami akan berbicara dengan Anda dalam bahasa itu," kata Aquino dalam sebuah pernyataan.
"Jatuhnya korban sangat tidak diharapkan. Tetapi yang lebih penting adalah menetralkan aktivitas kriminal dari ASG," sambungnya lagi, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (27/4/2016).
Keamanan menjadi hal yang genting di Filipina Selatan, meskipun pakta perdamaian telah ditandatangani oleh pemerintah dan kelompok pemberontak muslim terbesar pada 2014 lalu. Penandatanganan itu telah mengakhiri konflik yang telah berjalan selama 45 tahun.
Sebelumnya, tentara Filipina mengatakan telah menemukan kepala terpenggal di sebuah pulau terpencil, lima jam setelah berakhirnya batas waktu penyerahan tebusan yang telah ditetapkan oleh Abu Sayyaf. Kelompok itu mengatakan akan mengeksekusi satu dari empat tawanan warga asing. Pihak kepolisian mengkonfirmasi jika kepala itu adalah sandera asal Kanada, John Ridsdel.
"Jadi ke ASG (Abu Sayyaf Grup) dan siapa pun yang membantu atau bersekongkol dengan mereka, Anda telah memilih hanya bahasa kekuatan dan kami akan berbicara dengan Anda dalam bahasa itu," kata Aquino dalam sebuah pernyataan.
"Jatuhnya korban sangat tidak diharapkan. Tetapi yang lebih penting adalah menetralkan aktivitas kriminal dari ASG," sambungnya lagi, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (27/4/2016).
Keamanan menjadi hal yang genting di Filipina Selatan, meskipun pakta perdamaian telah ditandatangani oleh pemerintah dan kelompok pemberontak muslim terbesar pada 2014 lalu. Penandatanganan itu telah mengakhiri konflik yang telah berjalan selama 45 tahun.
Sebelumnya, tentara Filipina mengatakan telah menemukan kepala terpenggal di sebuah pulau terpencil, lima jam setelah berakhirnya batas waktu penyerahan tebusan yang telah ditetapkan oleh Abu Sayyaf. Kelompok itu mengatakan akan mengeksekusi satu dari empat tawanan warga asing. Pihak kepolisian mengkonfirmasi jika kepala itu adalah sandera asal Kanada, John Ridsdel.
(ian)