Jelang Pemilu, Data Pemilih Filipina Diretas
A
A
A
MANILA - Jelang pesta demokrasi yang akan dihelat pada 9 Mei mendatang, kabar tak menyenangkan menghantam Filipina. Data semua pemilih Filipina telah diretas. Namun, pemerintah Filipina menegaskan jika Pemilu akan tetap digelar sesuai rencana.
Para pejabat pemilu Filipina mengatakan, pemilu nasional akan tetap digelar pada 9 Mei mendatang, meski telah terjadi kebocoran data pemilih. Mereka menyatakan, hampir semua data pemilih yang berjumlah 55 juta bocor dalam salah satu skandal peretasan terbesar.
Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Filipina, James Jimenez mengatakan, pemilu secara otomatis akan dijalankan pada server yang berbeda, yang tidak diretas oleh hacker. Para ahli mengatakan bahwa penyelenggaran pemilu tidak bisa ditunda.
Kebocoran 55 juta data pemilih termasuk nama, tanggal lahir, alamat rumah, e-mail, nama lengkap orang tua pemilih dan dalam beberapa rincian paspor dan penanda teks sidik jari, seperti dikutip dari Time, Jumat (22/4/2016).
Agen pemerintah Filipina sendir telah menangkap seorang tersangka berusia 23 tahun di rumahnya di Manila. Tersangka diketahui baru lulus dari sekolah teknologi informasi. Para pejabat mengatakan mereka masih memburu tersangka lainnya yang menjadi kaki tangan pelaku.
Para pejabat pemilu Filipina mengatakan, pemilu nasional akan tetap digelar pada 9 Mei mendatang, meski telah terjadi kebocoran data pemilih. Mereka menyatakan, hampir semua data pemilih yang berjumlah 55 juta bocor dalam salah satu skandal peretasan terbesar.
Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Filipina, James Jimenez mengatakan, pemilu secara otomatis akan dijalankan pada server yang berbeda, yang tidak diretas oleh hacker. Para ahli mengatakan bahwa penyelenggaran pemilu tidak bisa ditunda.
Kebocoran 55 juta data pemilih termasuk nama, tanggal lahir, alamat rumah, e-mail, nama lengkap orang tua pemilih dan dalam beberapa rincian paspor dan penanda teks sidik jari, seperti dikutip dari Time, Jumat (22/4/2016).
Agen pemerintah Filipina sendir telah menangkap seorang tersangka berusia 23 tahun di rumahnya di Manila. Tersangka diketahui baru lulus dari sekolah teknologi informasi. Para pejabat mengatakan mereka masih memburu tersangka lainnya yang menjadi kaki tangan pelaku.
(ian)