Presiden Iran Menentang Razia Jilbab oleh 7.000 Polisi Moral
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran, Hassan Rouhani, tindakan razia secara keras terhadap kaum perempuan oleh 7 ribu polisi moral yang baru direkrut. Para polisi moral itu melakukan razia, termasuk dengan menyamar, terhadap kaum perempuan soal pemakaian jilbab yang dianggap tak sesuai norma.
Selain merazia jilbab yang tidak sesuai norma, para polisi moral itu juga bertugas memantau perilaku warga yang dianggap tidak tepat.
Polisi moral yang baru direkrut itu mulai bekerja pada tanggal 16 April. Presiden Rouhani menentang tindakan mereka, setelah ada laporan gadis berusia 12 tahun dicegat polisi bersenjata, yang menanyakan apakah di berpakaian benar atau tidak. Dalam razia itu, para wanita diancam akan dipenjara jika melanggar norma.
Presiden Rouhani mengatakan, peran pemerintah adalah tidak merusak martabat manusia.”Tugas pertama kami adalah untuk menghormati martabat dan kepribadian orang. Tuhan telah menganugerahkan martabat untuk semua manusia dan martabat ini mendahului agama,” kata Rouhani seperti dikutip dari kantor berita ISNA, Kamis (21/4/2016).
Korps polisi moral di bawah naungan pemimpin tertinggi negara itu, bukan oleh Pemerintah Iran. Polisi moral sejatinya tidak berhak menangkap orang karena pelanggaran jilbab, tapi hanya boleh melaporkan mereka yang melanggar ke markas polisi pemerintah.
Namun, tindakan polisi moral itu menjadi sorotan publik, setelah orang-orang diancam akan dipenjara.
Mereka yang diincar polisi moral adalah para perempuan yang mengenakan jilbab di tempt umum tapi kelihatan banyak rambut kepalanya. Pengenaan make-up berlebihan dalam sebuah acara juga tidak diperbolehkan. Polisi moral juga akan menindak warga termasuk kaum pria yang memainkan musik secara keras di mobil mereka.
Selain merazia jilbab yang tidak sesuai norma, para polisi moral itu juga bertugas memantau perilaku warga yang dianggap tidak tepat.
Polisi moral yang baru direkrut itu mulai bekerja pada tanggal 16 April. Presiden Rouhani menentang tindakan mereka, setelah ada laporan gadis berusia 12 tahun dicegat polisi bersenjata, yang menanyakan apakah di berpakaian benar atau tidak. Dalam razia itu, para wanita diancam akan dipenjara jika melanggar norma.
Presiden Rouhani mengatakan, peran pemerintah adalah tidak merusak martabat manusia.”Tugas pertama kami adalah untuk menghormati martabat dan kepribadian orang. Tuhan telah menganugerahkan martabat untuk semua manusia dan martabat ini mendahului agama,” kata Rouhani seperti dikutip dari kantor berita ISNA, Kamis (21/4/2016).
Korps polisi moral di bawah naungan pemimpin tertinggi negara itu, bukan oleh Pemerintah Iran. Polisi moral sejatinya tidak berhak menangkap orang karena pelanggaran jilbab, tapi hanya boleh melaporkan mereka yang melanggar ke markas polisi pemerintah.
Namun, tindakan polisi moral itu menjadi sorotan publik, setelah orang-orang diancam akan dipenjara.
Mereka yang diincar polisi moral adalah para perempuan yang mengenakan jilbab di tempt umum tapi kelihatan banyak rambut kepalanya. Pengenaan make-up berlebihan dalam sebuah acara juga tidak diperbolehkan. Polisi moral juga akan menindak warga termasuk kaum pria yang memainkan musik secara keras di mobil mereka.
(mas)