Empat Pelaut Indonesia Diculik, Rute Laut Malaysia-Filipina Ditangguhkan

Sabtu, 16 April 2016 - 14:54 WIB
Empat Pelaut Indonesia...
Empat Pelaut Indonesia Diculik, Rute Laut Malaysia-Filipina Ditangguhkan
A A A
KUALA LUMPUR - Kepolisian Sabah, Malaysia, menagguhkan rute laut Malaysia-Filipina selatan untuk kapal-kapal perdagangan setelah dua kapal dibajak dan empat pelaut Indonesia diculik kemarin.

Belum jelas kelompok penculik empat pelaut Indonesia ini, namun ada dugaan pelakunya faksi Abu Sayyaf. Sebab, kelompok militan bersenjata Filipina itu beroperasi di sekitar perairan Filipina selatan.

Baca:
Lagi, Empat WNI Diculik di Perairan Filipina

Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi total membawa 10 pelaut atau anak buah kapal Indonesia. Kapal tersebut dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan. Dari 10 pelaut Indonesia ini, empat diculik dan sisanya selamat setelah melarikan diri dengan satu orang ditembak.


”Insiden itu terjadi Jumat malam di perairan internasional. Empat pelaut Indonesia diculik. Satu orang ditembak dan sedang dirawat di rumah sakit,”kata kepala polisi Sabah, Abdul Rashid Harun kepada AFP, Sabtu (16/4/2016), seperti dikutip Manila Times.

Menurut Abdul Rashid Harun, larangan melintas rute laut Sabah-Filipina selatan ini hanya untuk sementara setelah marak pembajakan dan penculikan.

”Pemerintah telah menangguhkan perdagangan barter antara dua wilayah sampai rencana komprehensif diformulasikan untuk menjamin keselamatan dan keamanan negara Sabah. Ini adalah larangan sementara,” katanya.

”Kami telah mengerahkan kapal polisi laut bersama dengan kapal dari lembaga penegak maritim dan angkatan laut untuk menegakkan larangan tersebut,” lanjut dia.

Noel Choong, Kepala Biro Maritim Internasional (IMB) yang berbasis di Pusat Pelaporan Perompakan Kuala Lumpur, mengatakan komunitas pelayaran telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya serangan.

”Semua orang khawatir karena serangan bisa ‘menyakiti’ perdagangan. Biaya operasional akan naik jika mereka menggunakan rute yang lebih lama tapi lebih aman,” ujarnya.

”Ketakutan IMB, serangan tersebut akan terus meningkat. Bagaimana pelaut dapat mempertahankan diri melawan militan bersenjata senapan bertenaga tinggi dan kapal cepat?,” imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1987 seconds (0.1#10.140)